Thursday, May 7, 2020

Relasi Keluarga di Tengah Pandemi Corona

Di tahun 2020 ini, mungkin beberapa post ditulis dalam gaya Bahasa serius, or maybe only this one 😝😝

Masa #StayAtHome karena pandemi Corona ini merupakan masa yang tidak terlalu mudah atau bahkan sulit bagi beberapa orang, khususnya dalam hal rmengurus relasi dalam keluarga.

Banyak dari kita yang biasanya mempunyai rutinitas seabrek, mengharuskan kita menghabiskan lebih dari setengah hari di luar rumah. Contohnya saya, bekerja dari jam 7.00 – 16.00, kasih les privat jam 17.00-18.00, dan beberapa hari mengiringi latihan paduan suara jam 19.00-21.00. Kalau dihitung, rata-rata waktu saya di rumah cuma 8 jam, itu pun asli cuma untuk mandi, nengok akun lambe turah, dan istirahat. Bahkan makan saja sangat jarang di rumah. :D

Sebagai contoh lain, saya mengambil schedule teman saya. Sebut saja Budi. Budi adalah pegawai kantoran yang kerja pukul 9.00 to 17.00 (begitu teorinya, kalau tidak lembur). Tentu dia harus berangkat jam 7 pagi dan sampai rumah biasanya jam 9 malam. Kalau dihitung durasi Budi di rumah, yaitu 9 jam. Sembilan jam itu full dipakai untuk istirahat demi semangkuk marugame udon dan segelas boba keesokan harinya.

Melihat jadwal dan kesibukan manusia di zaman sekarang, rasanya interaksi antar anggota keluarga terjadi sangat minim. Orang tua yang seharian bekerja pasti langsung pingin istirahat begitu sampai rumah. Pun anak-anak yang seharian sekolah dan les, ketika sampai rumah rasanya ingin langsung masuk kamar, kerjakan tugas sekolah, chatting sama gebetan (kalau ada), lalu tidur.
Interaksi antar orang tua-anak dan kakak-adik sangat jarang terjadi. Bahkan menanyakan kabar pun menjadi sebuah kemewahan. 
Namun di sisi lain, bagi beberapa orang yang kurang klop dengan anggota keluarganya, kesibukan sehari-hari ini ternyata menjadi penyelamat dari gesekan dan keributan yang bisa terjadi di rumah. 

Lalu apa hubungan Pandemi Corona dengan relasi antar anggota keluarga?

Hubungan antara relasi anggota keluarga dengan pandemi coronavirus menjadi topik yang menarik bagi saya. Karena pandemi ini, semua orang dihimbau untuk stay at home, bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah, untuk mengurangi atau memperlambat penyebaran virus corona.

Masalahnya tidak berhenti di situ. Bisa saja tiap anggota keluarga bekerja di ruang masing-masing di rumah, tapi tak bisa dipungkiri bahwa terjadi lebih banyak interaksi antar anggota keluarga. 
Apalagi bagi keluarga yang sangat sibuk, mungkin ini menjadi momen dimana mereka sadar bahwa mereka punya 2 anak, suami tahu bahwa istrinya paling suka sayur kangkung, orang tua tahu bahwa anak paling besarnya sudah punya pacar, anak nomor dua mengidolakan Alm. Didi Kempot, anak paling kecilnya belum lancar membaca, atau bahkan ternyata si ayah punya selingkuhan cantik (korban drama World of the Married). Hahahaha. 

Contoh nyatanya terjadi di kalangan orang tua murid. Seperti yang sudah tersebar di internet, pernah ada screenshot chat viral tentang orang tua murid yg curhat kepada guru, menyampaikan uneg-uneg tentang sistem pembelajaran dari rumah. Saya pun pernah dicurhatin orang tua tentang betapa sulitnya mengatur dan membimbing anak mereka untuk belajar dan mengerjakan tugas. Kata mereka, “Duh mama-mamanya jadi hipertensi, Miss. Kata anak-anak, lebih baik gurunya. Udah gitu kan biasanya guru lesnya yang bantuin. Mami taunya beres. Huhuhu.”
Saya pingin balas “Heheh monmaap buk, cuma ngurus satu – dua anak kok seakan-akan mau kiamat gitu loh, bu. Saya ngurusi 24 anak dalam satu kelas slow aja.” Pingin juga balas, “Sekarang tahu kan, gimana kelakuan asli anaknya…” Hahahaha. :D 


Well, sekarang tugas saya nambah. Selain bikin video dan material yang menarik bagi murid-murid, saya juga harus terima curhat dan ngademin mami-mami. Ya rabb.. kuatkan hambaMu ini…
(Bukan satu – dua orang yang curhat, tapi banyak. Hadeuuu, mungkin besok saya akan alih pekerjaan menjadi psikolog.) XD

Ini hanya satu contoh sederhana tentang bagaimana orang menyikapi perubahan di masa pandemic ini.

Karena semua anggota keluarga beraktivitas di rumah, mula muncullah isu-isu yang sebetulnya ndak penting-penting amat-tapi-bisa-menjadi-perang dunia 3. Suami secara tidak sadar meributkan variasi makanan di meja, istri kewalahan ngurusi kebersihan rumah, orang tua kewalahan ngurusi anak, kakak-adik mulai meributkan snack di kulkas. 

Ya memang wajar.. Semakin sering ketemu, semakin banyak interaksi, semakin besar kemungkinan untuk bersenggolan. :D


Oleh karena itu, di hari yang berbahagia ini, melalui post sok tahu ini, saya ingin mengajak kita semua untuk bersabar sedikit. Kita semua sedang berada di masa yang tidak mengenakkan. Semua harus bisa saling toleransi, saling menjaga perasaan orang lain, saling menghargai waktu, saling memperhatikan apa yang orang lain suka atau tidak, saling memperhatikan pemilihan kata dan tingkah laku, dan lain sebagainya.

Saya memilih kata “saling” untuk mengingatkan kita bahwa hal ini berlaku dua arah. Contoh sederhananya: Kakak menghargai waktu adik dan adik menghargai waktu kakak. Bukannya kakak ndak ngikutin jadwal dan adik harus sabar dan toleransi.
Kakak bantu menjaga kebersihan rumah dan adik juga harus melakukan hal yang sama. Bukannya adik malas-malasan dan kakak sabar dan bertoleransi. 

Saya tahu bahwa kita memang harus bisa menerima kekhilafan orang lain dan mengampuni kesalahan orang, tapi seyogianya kita juga harus berusaha untuk tidak mejadi batu sandungan bagi orang lain.

Kalau khilaf sekali, dua kali, ya wajar. Tapi kalau berulang-ulang, atau bertahun-tahun, ya berarti memang sudah jadi pengikutnya eyang Lucifer. :D

Contoh penerapan perilaku “saling” di keluarga kami yaitu dengan membuat jadwal harian. Jadwal itu lengkap dengan jam, menit dan detail aktivitasnya. Tujuannya semata-mata agar kami bisa saling menghargai waktu orang lain dan mencegah adanya cekcok antara anggota keluarga, terutama karena ada beberapa hal yang harus dilakukan di ruang umum, contohnya mengadakan kelas online piano. Kebetulan piano dan piano elektrik kami terletak di ruang umum. 😊
Walau sudah dibikin jadwal, kadang di antara kami masih ada yang tidak patuh dan ya….ujungnya misuh-misuh. Hahahaha.


Untuk orang yang strict masalah waktu seperti saya, pembuatan jadwal harian ini sangat berguna. Saya pribadi selalu berusaha untuk mengikuti jadwal yang disepakati dan berusaha akurat dalam hal timing. Kalau saya bilang bahwa saya akan cuci piring dalam waktu 7 menit, saya betul-betul akan cuci dalam waktu 7 menit. Kalau saya bilang saya butuh latihan piano pada jam 10-11, saya akan standy di dekat piano jam 9.55 dan selesai jam 11 paas atau sebelumnya agar tidak mengganggu jadwal orang lain. 

Makanya bagi beberapa kerabat atau anggota keluarga yang agak santai, mereka mungkin ngecap saya lebay atau sok perfect. Ya piyeeee.. saya mengahargai setidap detik dan saya paling anti rebut-ribut ndak penting. 
Saya pinginnya damai-damai aja gitu loh..  Hidup di dunia cuma sebentar, jangan apa-apa diributkan. 😆

Di akhir post ini, saya akan mencoba membuat sebuah kesimpulan sederhana. Dari apa yang saya telaah, kunci utama untuk tetap damai dan waras dalam menghadapi beberapa perubahan di masa pandemi ini, yaitu SALING. Semua butuh saling bekerja sama dengan baik, saling menghargai, dan saling-saling lain yang sudah saya sebutkan sebelumnya.

Sebenarnya kita harus SALING bukan di masa pandemi aja, tapi sebaiknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Saya bukan ahli rumah tangga, pun ahli apa-apa. Ini hanya pandangan dan opini saya dari apa yang saya lihat, rasakan, hadapi, dan pelajari.

Teman-teman, memaafkan memang baik, tapi lebih baik tidak duluan menjadi batu sandungan bagi orang lain.


Selamat hari Kamis. Selamat Hari Waisak bagi teman-teman yang merayakan. Damai di dunia. Semoga semua mahkluk berbahagia.



Friday, February 9, 2018

Ngobrol Seru dan Anti Bete Saat Naik Ojek

Ojek adalah moda transportasi yang sering membuat dilema. Bukan masalah bayarnya (kecuali di tanggal tua), tapi masalah “aing harus ngomong apa sama abangnya biar gak keliatan judes”, atau sekadar “muka drivernya agak galak nih aing harus pake kalimat yang kalem”, dan pikiran-pikiran lainnya yang sebenernya gak terlalu penting sih.. Hati-hati, nanti hidup lo..........



Selama menjadi pelanggan setia jasa ojek online, gue pun secara gak langsung mengamati dan melakukan riset kecil tentang apa yang biasa diobrolin saat lagi otewe.. Ini listnya!

1. Obrolan iya-iya-aja-biar-gak-kaku-amat

Obrolan iya-iya-aja-biar-gak-kaku-amat antara driver dan customer biasanya bertujuan untuk meruntuhkan tembok pemisah antara driver dan customer. Maksudnya biar gak keliatan kayak umi yang lagi ngambek karena abi lupa kasih duit bulanan, atau umi yang lagi ngambek karena semalem abi taro handuk basah di kasur.

Driver: “Berangkat kerja, mba?”

Gue: “Iya, pak.”

Driver: “Dari tadi saya perhatiin jalanan hari ini gak terlalu macet, mba.”

Gue: “Iya, pak, bagus deh biar saya nyampenya tepat waktu.”

--------------------------------Hening------------------------------

Driver: “Mba, mau lewat jalur mana nih?”

Gue: “Bebas, pak. Yang kira-kira lebih lancar aja menurut maps.”

Driver: “Siap mba..”

----------------Beberapa waktu kemudian---------------------

Driver: “Yak, sudah sampai, mba.”

Gue: “Makasih ya, pak.”

Pelajaran yang bisa dipetik dari obrolan jenis ini:
Driver adalah tipe orang yang menghargai privasi. Kasih tip. Kasih bintang! Ingatlah untuk berbagi, karena...........


2.  Obrolan akrab-ikrib

Setiap naik ojek, taksi, atau transportasi umum apapun, gue selalu menyapa para supir dengan panggilan “Pak” dan “Bu”. Ya, ini ajaran orangtua gue dan gue pun sependapat bahwa manggil “pak” atau “bu” adalah sebagai bentuk sopan santun terhadap orang yang kasih jasa. Terlepas dari umur mereka, sepantaran atau lebih muda pun, tetep gue panggil “pak” dan “bu”.
Nah tiba-tiba semesta mengajak gue becanda dengan memberikan driver yang terlihat lebih muda dari gue. 
Percakapan dimulai..

Gue: “Siang.. Pak Danu, ya?”

Driver: “Pasti ini dengan mba Magdalena!”

Wow semangat yang luar biasa ~~

Perjalanan dimulai…
Driver: “Mba, mau berangkat kerja ya?”

Gue: “Iya, pak..”

Driver: “Tiap hari naik gojek, mba?”

Gue: “Iya kira-kira gitu, pak.”

Driver: “Biasa berangkat jam seginian, mba?”

Gue: “Iya pak..”

Doi nanya-nanya terus, sampai tiba-tiba….

Driver: “Duh, jangan panggil ‘pak’ dong. Hehe..”

Gue: “Haha maaf, saya memang terbiasa manggil ‘pak’.”

Driver: “Iya tapi kan saya kan belum bapak-bapak.”

Gue: “Oke sip deh, mas.”

Driver: “Jangan panggil mas juga, dong.”

--------------------------------Hening------------------------------

Driver: “Panggil nama aja.”

------------------------tambah hening---------------------------

Gue: “Hahahahahahahaha….”

Driver: “Uhm ngomong-ngomong.. Mbak udah punya pacar belum?”

(((AHA! INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBUAT DIA BERHENTI NANYA-NANYA)))

Gue: “Oh, pacar? Saya udah menikah, pak.”

Dan akhirnya driver terdiam. 1-0!




Pelajaran yang bisa dipetik dari obrolan jenis ini:
Kalau lagi males ditanya-tanyain bak selebriti atau malah “dipepet” abangnya, bilang aja lo udah berkeluarga, udah punya anak, dan menurut kearifan lokal tidak baik ngobrol terlalu dempet apalagi kalo abangnya sampe nengok-nengok ke belakang wkwk~

3. Obrolan politik

Driver: “Dikit lagi pilkada serentak nih, mba.”

Gue: “Iya, pak.”

Driver: “Saya mah udah susah percaya deh sama pejabat dan pemerintah di negeri ini. Kebanyakan yang ngomong doing, ujung-ujungnya janji palsu. Leih parahnya malah korupsi.”

Gue: “Bener, pak. Kita harus pinter-pinter milih, pak.”

Driver: “Iya mba, tuh liat aja partai…………..kadernya ternyata banyak yang ketangkep KPK.

Driver (lagi): “Udah gitu ya mba………………………..”

Masih driver: “Padahal kan mba kesejahteraan rakyat Indonesia…………………………..”

Yawlah ngomong lagi drivernya: “Menurut saya sih simpelnya gini aja mba…………………”

Gue: “Bener banget, saya setuju, pak..”

Kala itu gue gak mengemukakan pendapat, cuma mengiyakan pendapat doi yang menurut gue bener juga. Takutnya kalo gue terlalu aktif beropini dan berapi-api, pas turun dari motor diajakin duet nyanyi Indonesia Raya atau mars perindo yakannn.

Pelajaran yang bisa dipetik dari obrolan jenis ini:
Boleh beropini, tapi kalo lagi ketemu strangers ya ndak usah garis keras banget, kan tiap orang pemikirannya berbeda. Takutnya ada yang sensi dan tersakiti, atau malah bisa aja ini PAK WIRANTO LAGI NYAMARRRR, GAESSSS!!!!!

Okeeee, yang terakhir! Lo pasti pernah mengalaminya karena obrolan jenis satu ini marak terjadi di kota-kota besar di Indonesia, yaitu……………

4. Obrolan yang terbawa angin

Driver: “Mba, vdshcewertyuijhvblnsxkanpq”

Gue: “Hehe..iya pak.”

Driver: “Hsdasnauiweuindchjfskaodcasqdrhbftz??”

Gue: “Iya bener pak.”

Driver: “Sniwqxncmdsfhdfduupqwvnvfv. Afsduvnhjkcnczjbfnmcdfhcjisdyughhgjfifuyghsj, akoieqwafjidwkoacvifgnvcmkdwijhaugchbjn,wfdqmzascuyagwhfjsieusadyahfjiosfdcasuhrawnsdkcawgf.



Pelajaran yang bisa dipetik dari obrolan jenis ini:
Mungkin memang tidak semua hal harus dimengerti, yang penting jangan lupa bintangnya ya mbaaaaaa~~


Nah, lantas kalau ditanya, seperti apa jenis obrolan yang gue idamkan saat lagi di perjalanan? Gini:

Driver: “……………….”

Gue: “………………..”

-------------------Sampe di tempat tujuan-------------------

Gue: “Makasih ya, pak.”

Driver: “Sama-sama, mba.”

Damai, hening, indah, sejuk.  #IreneCintaDamai #TapiDamaiCintaOrangLain


Yauds gitu aja deh.. Dan ada satu pesan untuk para sahabat. Terlepas dari obrolan yang kocak, absurd, basa-basi, gak kedengeran, atau apapun itu, ingatlah bahwa itu semata-mata usaha dan cara driver untuk mencairkan suasana dan membuat suasana aziq aja. Salam hangat untuk para driver ojek online di luar sana! Kalian da best!

Dan juga salam hangat dan peluk manja untuk lo yang menyempatkan diri untuk baca post ini sambil ngangguk-ngangguk “hmmm bener banget njirr!!”. Semoga lo tetap bisa menemukan cara untuk tertawa dan berbahagia dalam situasi se-absurd apapun! Stay strong karena...............



Salam olahraga!

Monday, February 5, 2018

Sebuah Surat untuk Dilan


Dilan, aku mau menyampaikan beberapa hal menyangkut pernyataanmu tentang "rindu itu berat." Aku setuju, namun tidak sepenuhnya. Telah aku ringkas di surat ini beberapa hal yang nyatanya lebih berat dari rindu. Mohon dibaca, ya..

Untuk Dilan
di tempat

Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi cinta satu sisi.
Kamu tahu bagaimana rasanya mengagumi orang dari kejauhan? Menikmati senyum yang merekah di bibirnya, mendengar gelak tawanya yang nyaring, memandang kedua matanya yang menatap serius saat ada yang mengajaknya berbicara, bahkan gaya jalannya yang sedikit kaku namun membuatku berharap ia berjalan ke arahku? Semua gerak-gerikmu membuatku dalam hati berkata.............



Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi berharap pada sesuatu yang tidak pasti.
“Kalau tidak pasti, ya lupakan saja lah!” Teorinya memang begitu, tapi hati terkadang sulit patuh terhadap pemikiran rasional. Bagaimana mungkin melupakan seseorang yang membuat hati berdegup kencang, sedikit lebih kencang dari “roller coaster tercepat ketiga di dunia” versi on the spot? Bagaimana caranya berhenti berharap pada seseorang yang sudah kuhafal harum tubuhnya, bahkan ketika ada aroma sejenis yang lewat, hatiku spontan tersenyum? Dia baik, dia pintar, dia belum memiliki kekasih, tapi dia pun belum memberikan sinyal dan kepastian. Memilih untuk diam dan berharap memang berat, namun memilih untuk melupakannya tentu jauh lebih berat, Dilan. Kalau begini kan jadinya..........



Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi memulai percakapan dengannya.
“Lagi apa?”
“Kamu di mana?”
Pertanyaan klise seperti itu terdengar membosankan dan mungkin sudah tidak hits di zaman sekarang ini.
Ingin rasanya bertanya
“Bagaimana hari-harimu di kantor? Apakah semua pekerjaanmu beres?”
“Apakah hari ini anak buahmu menyusahkanmu? Atau atasanmu membuat kepalamu pusing tujuh keliling?”
“Jangan pulang terlalu malam, aku tidak ingin melihat kamu kelelahan.”
“Ingat untuk makan malam, ya. Usahakan untuk makan sayur dan buah yang banyak. Oh, dan jangan lupa meminum vitamin C agar daya tahan tubuhmu baik.”
Atau sekadar
“Selamat tidur. I love you.”

Bagaimana caranya aku harus memulai percakapan ini? Apakah untuk mendapat perhatianmu aku harus menjual.....



Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi membayar cicilan KPR dan cicilan masa depan lainnya.
Harga tanah dan bangunan semakin mahal, Dilan. Untuk sebuah rumah di Jakarta harus merogoh kocek minimal milyar rupiah. Bahkan di pinggir ibukota, harga rumah ratusan juta sudah sulit ditemukan, sama halnya dengan apartemen. Cicilannya pun tidak murah, gajian seperti cuma numpang lewat dan tinggal menjadi kenangan. Itu baru tempat tinggal, belum lagi tabungan untuk kehidupan sehari-hari, tabungan untuk sekolah anak di masa depan, tabungan untuk jalan-jalan, nyalon, makeup, skincare, dan ah masih banyak hal lain yang berhubungan dengan uang. Sungguh berat, Dilan.



Dan terakhir, Dilan.. Asal kamu tahu, ada satu hal yang jauh lebih berat dari rindu, yaitu sinamot.
Kamu mungkin tidak begitu paham mengenai sinamot, karena sinamot adalah salah satu (dari ribuan) budaya batak. Sinamot, ya, mahar kawin yang harus dibayar oleh kaum lelaki yang hendak menikahi perempuan berdarah Batak. Harganya kau tau, Dilan? Mahal kali pun amanggggg, puluhan sampai ratusan juta, Dilan! AGOI AMANGGG!!! Namun, jangan kuatir Dilanku, aku dan keluargaku nampaknya tidak terlalu strict pada hal itu karena kami adalah Batak KW, zadi seberapanya lah yang kau ada, Dilan, aku terima. Paling tidak honeymoon ke Santorini dan travelling keliling Europe tiap akhir tahun pun sudah cukup bagiku. Tenang, yang terutama, aku hanya berdoa.....




Segini dulu suratku ya, Dilan. Semoga surat ini sampai ke tanganmu, dan mungkin kau benar bahwa rindu itu memang berat, jadi biarlah aku saja yang rindu, kamu cari duit yang banyak aja untuk nikahan kita nanti. BIAR MARPESTA KITA, DILAN!!!!!!!!!







Love,
Milea Hutauruk

Friday, December 8, 2017

Nyinyir, julid, judging, ENOUGH TSAAAYYY!

 “Ih liat deh bulu matanya fake banget, palingan eye lash extension..”
“Dekil banget itu mukanya, kayak baru bangun tidur ya keliatannya?”

Coba inget-inget seberapa sering kita ngejudge atau kasih opini-opini gak penting kayak contoh di atas gitu?

Susah ingetnya ya karena keseringan?

Ok, pertanyaannya dipermudah deh.. Hari ini, pas kamu otw ke kantor/kampus, udah berapa orang yang kamu komentarin penampilannya?


Jawab dalam hati aja gaes.


Dunia ini memang semakin kejam. Tanpa sadar kita sering dan gampang banget untuk ngejudge. Liat orang update foto megang balon hati, langsung nyeletuk “Yaelah mbakkk cinta-cintaan melulu!”. Liat orang post foto pake hotpants di pantai, langsung nyeletuk “Halah dasar.. Padahal kalo di gereja alim banget pake baju tertutup banget.”
HELLOWWW JADI KALAU KE PANTAI PAKE KEMEJA, ROK SEMATA KAKI, SAMBIL NENTENG ALKITAB GITUU, TSAAAYYYY?!?!?!”

Contoh lain yang gak kalah absurd..
Orang yang gak suka make-up biasanya sering nyinyir “Hadeh, itu muka apa adonan? Tebel banget make-upnya.” atau “Be yourself aja kali, lebih cantik kalo mukanya natural!”
Sementara orang yang suka make-up bisa nyinyir “Hadeh mukanya ga terawat banget sih, bibirnya pake lipstick kek, pucet banget kek lagi tanggal tua.”
Gak ada yang 100% salah dan gak ada yang 100% bener. Ini hanya masalah kewajaran, penyesuaian, dan selera dalam berdandan. Gak salah untuk suka dandan asalkan pengaplikasiannya pas untuk kegiatan yang diikuti, misalkan dandan agak tebel pas ke kondangan mantan dan dandan rapi sewajarnya saat ke kantor. Kan ndak mungkin ke resepsi orang dengan tampilan “Natural aja men, bersyukur dengan wajah yang Tuhan kasih!” Ndak ada salahnya juga untuk mempercantik diri, kan? Kasian orang yang liat wajahmu itu loh mba :”(

Contoh nyata lainnya baru-baru ini terjadi di instagram Nadine Amizah (@cakecaine), seorang anak muda yang mempunyai suara luar biasa. Beberapa hari yang lalu doi post video semacam her daily makeup tutorial di instagram. And you know what netijen’s responses are? HATE SPEECH. Banyak yang komen “Ini make up kok tapi tetep dekil ya?”, “Mending pake foundation yang lebih terang, trs finishingnya pake bedak matte, kalo mau glowing tambahin highliter biar kesannya ngga dekil”, “Belum mandi ya kak?”, “ur teeth are so bad”!!! OMG AING MAU NGAMUK RASANYA!! She just uploaded a video of how SHE does her daily make up, jadi beda orang ya daily makeupya beda! TERUS WHY HARUS KOMEN NEGATIF GITU WHYY NETIJEN YANG MAHA BENAR????!?!?!?! Semua mendadak fokus pada makeupnya lalu lupa bahwa suara dia dan prestasinya emas banget. Duh dek, I love you and please ignore them! Nanti pokoknya pas aku nikah kamu harus nyanyi! Doakan bisa secepatnya yess sebelum kamu makin terkenal dan go internesyenel! :)))))))))) Untuk yang belum pernah denger ttg Nadin, go check out her on youtube or instagram.

Gue juga pernah dikomen gini, “Kamu tuh ya.. Kalau di facebook statusnya nyeleneh, bikin meme yang bikin ngakak, di whatsapp suka share quote bijak, di instagram pencitraan nge-share ayat Alkitab. Aneh deh..” Gue cuma ketawa. Yes, ndak gue bales karena dia jauh lebih tua dan karena gue merupakan manusia beradab yang memegang teguh perilaku sopan santun walopun dalam hati inginku berkata qasar. QASAR!!
Sebenernya gue pengen nanya, “Uhm nganu misi, anehnya di bagian mana ya?” Apakah orang yang relijiyus ga boleh humoris? Atau apakah orang yang suka ngelucu ga boleh sesekali share quote bijak ala ala gitu?” Atau apakah percakapan yang terjadi harus seperti ini:

U: “Hi Ren.. Apa kabar nih?”
I: “Puji Tuhan. Kabar baik. Aku yakin kabarmu juga baik-baik saja, bukan?”
U: “Iya baik juga kok. Keluarga kamu kabarnya baik juga kan?”
I: “Ya, tentu, semua ini karena kebaikan dan kemurahan Tuhan yang senantiasa melindungi aku dan keluargaku. Aku juga berharap kasih karunia dan damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal senantiasa menaungi kamu dan keluargamu, ya..”
(Lalu di akhir percakapan malaikat surgawi menyanyikan NKB 225 “Haleluya Amin”)

Mba mas sis bro, ku kasih tau ya, ndak berarti kalau seseorang rajin baca kitab suci terus dia harus jadi pendiam, suka duduk di samping kolam berair tenang sambil memakan roti manna. Ndak berarti juga seseorang yang humoris harus selalu share lelucon di media sosyel. Yang aneh itu kalau yang aku lakukan bertolak belakang, misalkan di instagram share ayat suci, tapi di facebook share foto-foto pas lagi mabu-mabu atau ena-ena di klub malam (tapi apalah aku ini yang cupu, belum pernah ke club). Ini baru bisa dipertanyakan, but still kamu ndak berhak judge juga karena Allah adalah hakim yang terutama dan utama. Can I get an “amen”?

AMEEEENNNNNNNNNN!

So mentemen, post singkat ini sekadar (inget, bukan sekedar) reminder untuk kita semua agar ndak mudah ngejudge dan nyinyir. Kalau kamu liat cewek cantik, instead of nyinyir “Aelah cantik karena makeup!”, kamu bisa melirik ke kaca, dan jika kamu masih terlihat jelek, coba pake lipstik sedikit agar at least wajahmu tidak seburuk hatimu :) Lalu jika kamu liat orang jago bahasa inggris, ndak perlu nyinyir “ya jelas lah dia kan orang kaya, bapak emaknya sanggup bayarin dia les!”, mending kamu buka youtube lalu belajar gratis dari youtube. Ndak ada kuota? Ke mcd*nalds aja, beli es krim seharga 7.500 dan kamu bisa seharian belajar bahasa Inggris.

Mari kita semua belajar untuk think twice sebelum ngeluarin statement gak penting. Kalo pun pengen beropini, carilah hal yang lebih penting untuk dikomentari, contohnya: “Wah keren ya, umurnya masih 14 thn tapi suaranya bagus” atau “Gaya tulisannya si mbak itu bagus deh, tegas tapi tetep mudah dimengerti” atau masih banyak hal-hal berbobot untuk dikomentari.

Untuk kamu yang merasa terlalu sering mengomentari orang lain dan ingin berubah, mungkin kamu perlu berdamai dengan diri sendiri sebelum kamu berdamai dengan dunia. Mulailah untuk periksa dirimu sendiri, jangan-jangan dirimu tidak terurus karena terlalu fokus pada orang lain. Ingat-ingat lagi, kapan terakhir kali kamu pergi ke salon untuk creambath atau merapikan ujung rambutmu? Kapan terakhir kali kamu membaca novel atau menonton film bermutu? Kapan terakhir kali kamu mengunjungi restoran favoritmu untuk menyantap makanan bergizi kesukaanmu? Berilah perhatian pada setiap anggota tubuhmu. Berilah ilmu dan wawasan pada otakmu. Berilah minyak rem pada gerbang mulutmu.  

I believe we can do so much better than nyinyirin how other people dress, smile, do their makeup, etc! I believe we all can do so much better than judging and sharing negative thoughts!  Have a great day! I love you!

Tuesday, October 10, 2017

Katakan Tydac Pada Hoax!

Zaman now peredaran berita dan informasi sangat cepat dan gak ada batasnya. Apa yang kita share, dalam hitungan detik udah bisa dibaca ratusan bahkan ribuan warganet. Bahkan twit asal2an gue tentang Raisa-Hamish aja udah dilirat ribuan orang, malahan masuk line today -_____-



Namun sayang beribu sayang aku ga punya sayang kadang berita dan informasi yang beredar di dunia maya banyak yang palsu alias hoax.  Bagaimana caranya agar kita gak mudah termakan hoax? Brikut tipsnya!

1.  Baca Artikelnya, Bukan Cuma Judulnya

Contoh judul berita hoax 1
“Melamar Kerja, WNI Harus Punya KTP, Ijazah S1, SKCK, SIM, BPJS, KJP, Kartu Perpustakaan, E-Money, Sementara Warga Cina Masuk ke RI Cuma Test Nyanyi Lagu Balonku Dapat Gaji 20 Juta”

YAKALI. INI GAK MUNGKIN LAH. Seriously orang-orang yang langsung percaya karena baca judul artikel  kayak gitu pengen gue bisikin: “Mb, mz, tes urin gih.”

Contoh judul berita hoax 2
 “Mulai tahun 2018, Setiap Jomblo Akan Diusir dari Indonesia”

Jomblo jangan langsung marah! Inget, jomblo awesome gak boleh bersumbu pendek, kita harus dibaca dulu seluruh artikelnya. Siapa tahu maksudnya kan jomblo dikasih free trip ke Santorini atau ke Korea Selatan selama bertahun-tahun ya kaaann. AMIIIIIINNNN.

So plis kurang-kurangin lah berkomentar negatif setelah liat judul artikel. 

MAKANYA BACA ARTIKELNYA, GUYS! BACA!!  IQRA!!!!!
IQRA!!!!!

2. Cek n ricek ke sumber terpercaya

Misalkan lo liat sebuah post di akun instagram seseorang “Hamish Daud Wyllie Kepergok Berduaan Dengan Cewek di Pantai”, lo kudu cek dulu akun instagram lain yang terpercaya dan memang ahli di bidangnya, contohnya akun @lambeturah dan @lambenyinyir. Nah dua akun ini mah terpercaya kalau tentang gosip ertong, jarang hoax karena ada bukti cekrak cekrek hengpong jadul yesssss.

Contoh lainnya, misalkan lo dapet broadcast message tentang bentrokan massa, lebih baik cek dulu ke website berita kayak BBC Indonesia, CNN.co.id, detik.com, kompas.com, dan lain-lain. Siapa tau bukan bentrokan massa, tapi ada nikahan orang betawi yang dibuka dengan petasan dan bales-balesan pantun:

Calon suami:
BANG MAMAT PERGI KE JEPANG
PULANG-PULANG BAWA TAHU
((CAKEEEEEEEEEEEEEEEPPPPPPPP))
WAHAI ENENG BERAMBUT PANJANG
MAUKAH KAU MENJADI ISTRIKU?

*drung tak tak takdrung cess pleng*

BANG MAMAT PERGI KE JEPANG
PULANG-PULANG BAWA KELAPA
((CAKEEEEEEEEEEEEEEEPPPPPPPP))
BERANI JUGA LU LAMAR ANAK ORANG
EMANG TANAH LU ADA BERAPA?

Kemudian gak jadi nikah karena mereka ribut ha ha

3. Tahan jempol sebelum klik “share” atau “forward”

“Sebarkan ini ke 10 teman dekatmu”
Kalo temen deket gue cuma 5 gimana ni banggggg?

“Kirim ke 30 wanita jika kamu mencintai ibumu”
Ini apa hubungannya? Emak gue yakin bahwa cinta gue asli kalo gue beliin produk SK II!!!

“Jangan berhenti di kamu!”
Yah, tapi kan aku udah nyaman sama kamu, gak bole berhenti di kamu aja nih? :(

Sebelum share, forward atau apapun itu istilahnya, lo harus mempertimbangkan hal ini:
- Pesannya penting apa ngga
- Adakah korelasi antara pesan dengan orang yang dituju (contohnya: ngga perlu kirim “tips menaikkan berat badan” ke gue karena dengan bernafas aja berat badan gue naik 2,5 kg)
- Mengandung unsur SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan) yang bisa menyebabkan keruntuhan group whatsapp. Kalo Sara yang ini sih boleh yaaa:


4. Perdalam ilmu pengetahuan

Menurut gue, ini sebenernya yang paling penting sih. Kalau ilmu pengetahuan kita luas, kita gak akan mudah tertipu hoax. Kita akan tahu mengapa air memercik ketika kena minyak panas, mengapa bintang bersinar, mengapa air mengalir, mengapa dunia berputar, ye gak Sherina?
Kita gak akan mudah share berita terus kasih caption: “Alah kapirrrrr, PKI, zionis, kadal bintit, muka gepeng, kecoa bunting, dinosaurus, brontosaurus!” padahal kemungkinan besar gak pernah baca sejarah tentang PKI.
Kalau ilmu kita cukup, kita gak akan gampang percaya artikel tentang “Terungkap Alasan Nicholas Saputra Memilih Untuk Melahirkan Anak Pertamanya di Sumedang” PLEASE! Nicholas lakik! Doi gak bisa hamil, apalagi melahirkan! *peluk sesebabang Nicho unch unch*
atau “Patung Kuda di Depan Monas Membuat Iman Goyah Karena Dicurigai Sering Bergerak ke Arah Kota Pada Minggu Malam” (yhaaaaaa mau ngapain tuh malem-malem ke Kota? HAHAHA)

5. Jangan terlalu banyak main media sosial

Ga mau kena hoax? Jangan kebanyakan main media sosial, guys.
Iya, ini tips unfaedah, biar genap aja ada 5 tips. HAHAHAHA.

Have a great day, jomblo-jombloku! You (yes, you) are awesome!

Thursday, October 5, 2017

Fenomena Unik di Jalanan Ibu kota, Nomor 6 Akan Membuatmu Tertawa Terbahak-bahak!

((EA JUDULNYA KAYAK CLICKBAIT. HAHAHA!))

Ibu kota selalu mempunyai berbagai aspek menarik untuk kita nikmati, mulai dari masyarakatnya, budayanya, makanannya, bahkan kondisi jalan rayanya.

YAELA KAKU AMAT REN KAYAK NULIS DI WEB CNN -_____-

Oke, first of all, gue bukan pengamat jalan raya atau polisi lalu lintas/dishub, gue hanya tergabung dalam gank "Wanita Idaman Ibumu" yang suka melihat segala hal dengan detail, termasuk saat lagi di berada di jalan. Jalanan Jakarta tidak selalu tentang macet seperti ini:

atau seperti ini:


Dari pengamatan gue, jika kita melihat dan memerhatikan lebih jauh, selain macetnya, ada beberapa hal yang membuat jalanan di Jakarta unik dan ajaib. Here is the list:

1. Klakson kendaraan yang berbunyi 0,5923189 detik sebelum lampu lalu hijau menyala

Di negara lain:
lampu merah: berhenti
lampu kuning: bersiap untuk jalan
lampu hijau: jalan

di Jakarta:
lampu merah: terpaksa berhenti
lampu kuning: "tiintiiiiinnnn!!!!" "titttttttt!!!" "preeeeeeettt" "WOY MAJU!!"
lampu hijau: ngebut

di Jakarta juga:
lampu merah: jalan
lampu kuning: jalan
lampu hijau: jalan

yaela jalan mulu tapi kok ngga jadian :( 

2. THE POWER OF EMAK-EMAK naik motor matic yang kasih sein kanan padahal mau belok kiri
Sebelumnya gue mau memastikan bahwa di sini gue tidak mendiskreditkan ibu-ibu atau motor matic yhaa, tapi ini adalah kejadian nyata yang kita jumpai sehari-hari. 
Untuk hal ini, gue gak bisa bantu kasih solusi ke kalian. Gue hanya meminta kalian untuk bersabar kalo ketemu ibu-ibu kayak gini. Kalau kalian ajak ribut di jalan pun kalian pasti kalah.

A:    "Bu,gimana sih tadi kasih sein kanan kok malah belok kiri?"
Ibu: "Ya suka-suka saya dong! Yang pasti kan saya udah kasih tanda!"
A:    "Tandanya salah, bu. Kalau mau ke kiri ya harusnya kasih sein kiri"
Ibu:  "Ya mungkin saya lagi banyak pikiran. Cucian blom kering, ini mau anter anak sekolah, bapaknya gak pulang-pulang, cuma ngasih 50 ribu sebulan untuk beli apa itu? Orek baut? Udah kayak gini masih saya lagi yang salah?"

Kalau percakapannya udah kayak gitu, mending kalian mendadak kejang-kejang sambil berkata "AING MAUNG!!!" Pura-pura kesurupan aja udehh.

3. Driver ojek online yang nyetir sambil liat maps
Gue pernah beberapa kali dapet driver yang kayak gini. Sebelum jalan, gue selalu make sure "Bapak tau kan tujuannya?" Lalu biasa si bapak hanya mengangguk, tersenyum manis, seraya memberikan helm ke gue. (awww perhatian banget sih kamoh pak)
Nah gak lama setelah motor jalan, si bapak mencet-mencet hape, zoom in maps, sambil berusaha fokus nyetir. 
Gue:      "Kenapa, pak? Gak tau jalannya?"
Driver:  "Kayaknya sih tau mba, tapi mastiin aja, takut salah"
Gue:      "Kalo gitu berhenti dulu aja pak sampe bapak yakin, atau saya arahin aja ya, soalnya bahaya pak nyetir sambil liat hape."
Driver:   "I....iya iya mba"

Huftttt kadang cowok tuh gitu ya, sering ga percaya sama cewek. Kalau cewek ngomong A, ya artinya A (kadang plus B dikit), kalau cewek ngomong "terserah" ya berarti pikir aja sendiri! PLUS, cowok gak usah takut salah, karena kalian mau gimana pun, mau berbuat apapun, pasti tetep salah di mata cewek. Ingat itu, kisanak.

4. "Barangsiapa menabrak, orang tersebut lah yang harus marah"
Ya ya ya.. Pasti kalian pernah merasakan hal ini. Dari beberapa kecelakaan yang terjadi, gue lebih sering perhatiin motor yang nabrak/nyenggol mobil. Mobil juga pernah nabrak motor, tapi lebih sering motor nyempil dan nyenggol mobil kan yaa. Persenggolan gak berhenti di situ. Karena apa? Karena si pemotor marah dan melotot ke pengendara mobil. ME-LO-TOT.  Kalau udah kayak gitu rasanya gue pengen turun dari mobil, buka helm masnya, dan berbisik sendu: "Mas, kamu sehat?", lalu kutonjok manja perutnya sambil memberikan senyuman terakhir. Atuhlah kalo salah ya minta maaf, or at least ndak usah marah! 

5. Orang Menyebrang Saat Lampu Hijau
Ini salah satu hal yang membuat gue terkagum dengan masyarakat ibukota. Setiap ketemu orang yang nyebrang saat lampu hijau, gue selalu menatap nanar ke langit sambil berkata "Wow Tuhan, terima kasih telah memberiku hiburan gratis dengan menciptakan makhluk kayak gini. Makasih Tuhan, hidupku asyik!"
Entah apa yang ada di pikiran orang-orang ini sampai mereka rela mengadu nyawanya saat menyebrang jalan. Mending kalo sambil lari, ya mungkin aja ada yang urgent banget, misalnya suaminya mau melahirkan. Yang kocak adalah nemuin orang yang nyebrang di lampu hijau, dan orang itu dengan penuh kepercayaan diri mengangkat tangan memberi sinyal kepada pengendara motor dan mobil untuk berhenti. Gue salut banget. Sayang waktu itu gak sempet kenalan, padahal siapa tahu aja dia superman kebanggaan Cibeureum.

6. Motor dan mobil lewat jalur transjakarta
Nah ini nih.. Dari dulu sampe sekarang masih gini aja. Mungkin di beberapa jalan protokol udah jarang sih ada pengendara motor atau mobil yang masuk jalur TJ, contohnya kayak di Sudirman. Tapi sayangnya, di beberapa wilayah lain seperti jalan Panjang, Cawang, Grogol, jalan Sultan Agung, masih banyak pengendara yang melanggar peraturan. Baru-baru ini ada video viral yang menunjukkan kelucuan dan pengamalan nyata dari asas gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Ini videonya:


Yak kalian bisa lihat bahwa para pemotor ini masuk jalur bus TJ dan ternyata *tadaaaaa* di ujung jalan ada pak polisi! HAHAHAHA! Semua mendadak putar balik dan mengangkat motornya untuk keluar dari jalur bus TJ. Nampaknya mereka sungguh menjalankan perintah pak Presiden untuk "kerja, kerja, kerja!", walau mereka lupa untuk memakai "otak, otak, otak!" 
duh maap yha kasar soalnya gemets guys. dan gue jadi pengen otak-otak :(

Sekian pengamatan gue tentang fenomena unik di jalanan ibukota. Semoga kita yang membaca ini bisa tertib dalam berkendara dan dijauhkan dari jenis-jenis pengendara yang gue sebutin di atas. Kalau kalian pernah nemu fenomena yang lebih unik, monggo share di kolom komen! 

BHAY! LOVE YOU!

Thursday, November 10, 2016

Selamat Hari Pahlawan Bagi Kamu Yang.................

Pertama-tama, sebagai blogger dan netizen yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia, gue mau mengucapkan terima kasih kepada para pahlawan yang telah memperjuangakan kemerdekaan negara kita tercinta.

Selanjutnya gue pengen ngucapin selamat hari pahlawan kepada beberapa lapisan masyarakat yang sering terabaikan.


Mari kita mulai..



Selamat hari pahlawan bagi kamu yang nda suka broadcast "kirim ke 10 orang, kalo nda kamu akan mati terbakar di neraka"

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalau dibilang cantik nda bales "aaah lebih cantik kamu tauuukkkk"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak repot ngurusin Trump padahal nama menteri aja kamu ndak hapal :(


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang bantu goyang2in tangan pas lagi naik ojek dan abangnya mau belok


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak goyang2in mobil atau motor setelah isi bensin


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo ditanya "knp" ndak jawab sekadar "gpp"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang percaya pas ada temen bilang "pake duit lu dulu bro, nanti gue ganti"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo makan ayam goreng, kulitnya ditaro di pinggir piring dulu untuk dimakan terakhir


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak suka curhat di path pake modus "listening to"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo di transjakarta ndak pura-pura tidur pas ada nenek-nenek bawa pisang 13 sisir

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak ngambil saos sambel di kfc banyak banget sampe nyisa di piring terus dibikin gambar lope lope

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak cengtri sambil pake celana pendek omaygat plis


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang bilangnya mau lari pagi padahal tujuan utamanya mau beli nasi uduk

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo mau masuk lift kasih jalan yang mau keluar dulu


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang suka minum susu padahal kamu tau bahwa 5 permen milkita sama dengan 1 gelas susu"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang bisa pake softlense sambil otewe naik ojek


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang suka menghirup aroma bensin hmmmm


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak minta duit ke orangtua bilangnya untuk uang duka padahal untuk ke warnet



Selamat hari pahlawan bagi kamu yang pasrah setiap mau potong rambut

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang cepet move on dari gebetan yang ndak kunjung kasih sinyal. mungkin di gunung kawi sinyal jelek maklumin aja

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak rempong ngarep artis dan aktor di film korea favoritmu nikah di kehidupan nyata



Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak bilang "5 menit lagi gue sampe bro" padahal badan masih nempel di kasur

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang berharap KPI berhenti nyiarin sinetron yang ada adegan macan bisa terbang, hello kitty dimasak di wajan, dan sejenisnya

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo lagi di toilet mall ngantrinya ndak di depan bilik tapi bikin 1 baris mengular sampe ke pintu utama toilet



Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak suka minta folbek ke artis 

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak ikhlas ngelike foto temenmu, bukan like for like

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo ditanya "dmn?" ndak bales "otw"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang bisa ngebedain rasa coca cola dan pepsi. kamu hebat


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang tetep tersenyum pas nginjek lego

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo ke bioskop ndak nyelundupin nasi padang

Selamat hari pahlawan bagi kamu yang senyumnya manis banget bikin aku pengen bisikin "senyumnya boleh aku tambahin tropicana slim biar ndak kemanisan?"


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang ndak post selfie dengan ratusan filter terus captionnya #nofilter


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo mau pergi dandannya minimalis alias minimal pake alis


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kalo makan nasi selalu habis biar nasinya ndak nangis :(


Selamat hari pahlawan bagi kamu yang kisah cintanya belum kayak alfamart dan indomaret

dan terakhir.. Selamat hari pahlawan bagi kamu yang lagi senyam-senyum baca post ini. Sering-sering aja main ke blog ini siapa tahu kita jodoh

hehehehehehehehe