Friday, July 31, 2015

BANG GO-JEK!

Siapa yang tidak mengenal GO-JEK?
Ya elah opening gue basi banget ye.

Semua orang pasti pernah naik GO-JEK!
Sotoy amat sih lo, Ren! Di Kalimantan belom ada GO-JEK!

OK, maap.

Untuk yang belom tau GO-JEK, GO-JEK adalah ojek yang dipesan dari aplikasi mobile, dalam hitungan menit ojek akan datang dan mengantar customer ke pelaminan tempat tujuan. Bukan cuma nganter customer, tapi bisa juga untuk pengiriman barang, belanja dan Go-Food (pesan-antar makanan).  

Definisi singkat dari GO-JEK: Alat transportasi umum HITS!

Gue mau cerita tentang pengalaman pertama gue naik GO-JEK. Gue pertama nyoba GO-JEK sekitar 1 bulan yang lalu, saat gue lagi di Grand Indonesia, sekitar jam 18.30 WIB. Waktu itu tujuan gue adalah Panglima Polim. Gue harus sampe di Pangpol jam 19.00 dan hal tersebut membuat gue muter otak untuk bisa sampe ke tempat tujuan on time. Seandainya ada Doraemon, gue pasti minta dianterin mesin waktu menuju masa depan saat gue sedang menjalin rumah tangga yang harmonis dengan Lee Min Ho Pintu Kemana Saja.

Karena gak ada Doraemon, gue mulai membandingkan kendaraan-kendaraan umum apa yang bisa mengantarkan gue ke tempat tujuan. Kalau naik kopaja, pasti kejebak macet plus supirnya ngetem. Sementara kalau naik taksi, gue bisa rugi bandar karena argonya bisa sampe Rp 100.000. Kalau naik Transjakarta, gue akan mengalami gangguan sistem pernafasan karena aroma ratusan ketiak karyawan kantor. Dan kalau naik ojek pangkalan, si pak ojek akan getok harga sekitar 50 ribu rupiah, lalu sambil ngupil bilang:

“Jam segini mah macet banget, neng. Gocap aja dah kalo mau.”

Kadang gue pengen bales:
“Pak, Jakarta adalah kota dengan luas  740,3 km2 dengan penduduk berjumlah sekitar 9.988.495 jiwa. 25%-nya adalah anak-anak, 25% terdiri dari usia muda (usia 15-20 tahun), 20%  lansia, dan 30% sisanya adalah pekerja, pegawai kantor, pengusaha, dll (usia 20-60 tahun). Hal tersebut menandakan bahwa ada sekitar 2.996.548,5 jiwa yang menumpuk di jalan raya setiap hari. Jika memang saya dan dia tidak ditakdirkan untuk bersatu, mengapa harus saling bertemu, pak? Coba bapak jawab. Saya pusing, pak.”

Pak ojek bengong. Gue nangis.


Tiba-tiba….TRING! Ada ijo-ijo yang melintas di depan gue. Awalnya gue kira itu tawuran antar penjual kue tete Ape, tapi ternyata itu GO-JEK. AHA! Gue mendadak inget gue punya aplikasi GO-JEK tapi belum pernah nyoba naik GO-JEK. Langsung gue input tempat gue dan tempat tujuan gue. Klik, klik, klik. Selesai! Sekitar 3 menit setelah gue klik “pick up now”, ada notification “Your driver is arriving in 8 minutes.”
Gokil… gak nyampe 8 menit, ada sebuah motor dengan driver beratribut lengkap GO-JEK berhenti di depan gue.

Momen yang dinanti-nanti pun tiba…

Motor melambat. Driver perlahan membuka helm.

Driver: “Mba Magdalena?”
Gue: “Pak Juanda?”
Kami saling bertukar pandang dan saling melempar senyum manis.

Untung gue gak lagi shooting FTV, karena ini yang akan terjadi di FTV:

Driver: “Mba Magdalena?”
Gue: “Pak Juanda?”
Driver: “Mba Magdalena?”
Gue: “Pak Juanda?”
Driver: “MBA MAGDALENAAAA~~”
Gue: “PAK JU…..AN…..DA…. (da… da… da…) *ceritanya bergema*
Lalu kami saling berlari dan berpelukan.
DAAAN…. CUT!

Lanjut…..
Untuk memecahkan keheningan, gue pastiiin aja bahwa dia lelaki yang tepat  driver yang gue order.
“Kita ke Panglima Polim ya, pak.”
Pak Juanda cuma mengangguk, tersenyum, sambil nyodorin helm, masker, dan hair cover.
Sepanjang perjalanan, pak Juanda gak banyak nanya. Sopan dan ramah banget. Bawa motornya juga aman, gak asal selip kanan-kiri kayak cewek-cewek yang ngegebet kamu lho, beb…
Sekitar 30 menit berjibaku di jalan raya, akhirnya gue sampai Panglima Polim dengan keadaan sehat walafiat. Gua yakin, perjalanan ini terjadi bukan hanya karena keahlian pak Juanda dalam mengendarai motor, tapi ini terjadi karena ridho Allah.

Pernah juga gue naik GO-JEK yang drivernya super diem. Dia cuma bisa ngangguk dan bilang “ya” setiap gue kasih instruksi. Gue sih gak masalah kalo si driver diem terus. Gue cuma takut dia ketiduran saking nikmatnya angin siang hari. Kalau dia tidur, gue tidur, terus siapa lagi yang bangunin kita berdua kalau bukan malaikat penjemput nyawa?

Dalam hati gue: “Pasti istri atau pacarnya super killer makanya doi udah terlatih gini.”
Ingat hukum ini:
1. Sekali salah, tandanya khilaf.
2. Dua kali salah, mungkin kurang teliti.
3. Tiga kali salah, INI PASTI COWOK!!!

Nah sejak ketemu drivers yang keren dan unik, gue ketagihan naik GO-JEK. Apalagi sejak ada………………… promo CEBAN RAMADHAN!! HAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. Gue bersyukur banget ada promo ceban Ramadhan, karena hal ini sangat membantu pemulihan kesehatan dompet gue. Namun gue sadar ada sedikit perubahan pskisis dalam diri gue sejak gue mengenal GO-JEK. Gue perlahan menjadi manja dan sombong. Dari rumah ke warung di ujung kompleks gue pengennya naik GO-JEK. Malah kalau bisa order GO-JEK untuk anter gue dari kamar tidur ke kamar mandi.
So overall……Ini kesan dan pesan gue terhadap GO-JEK:

Kesan:
- AWESOME! Alat transportasi yang bisa diandalkan untuk mengarungi kejamnya arus lalu lintas.
- GREAT SERVICE! Drivernya sopan, ramah, dan nyetirnya amaaaan.

Pesan:
- Semoga GO-JEK bisa terus mempertahankan kualitasnya servicenya.
- Semoga SEMAKIN BANYAK PROMO-PROMO MURAH!! HAHAHAHAHAHA!

Dan tentu, sebelum menutup post ini gue ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk founder GO-JEK, Nadiem Makarim…. Mas Nadiem, hatimu udah ada yang find belum? Kalau belum, barangkali adek bisa nyalonin diri.. :))))


Masih gak tertarik naik GO-JEK? Nih gue kasih free Rp 50.000 GO-JEK credit untuk lo yang baru download applikasinya. Cukup masukkan referral code ini: 542618585 dan credit lo akan otomatis bertambah! :D


Selfie demi dapet kaos GO-JEK!


Salam awesome!