Friday, December 11, 2015

Fenomena Cewek Potong Rambut

Alkisah pada suatu pagi di bulan November, gue berdiri di depan sebuah cermin di kamar gue dan spontan gue berkata:
GILAAAAAAAA gue awesome banget  INI RAMBUT ATAU HATI? Berantakan banget!!! Awut-awutan kayak rambutnya Hagrid.”
Kemudian gue ambil sisir, berusaha untuk rapihin rambut gue, sisir ke sebelah kanan, sisir ke sebelah kiri, rapihin poni, dan.............ga ngefek.
Rambut gue tetep alay.
Sambil duduk termenung, gue mulai inget-inget kapan terakhir gue potong rambut pendek?
AHA. Terakhir potong rambut pendek adalah di tahun 2013, dan gue menyesal karena si mbak stylist potongnya terlalu pendek. Di dalam kepala gue terus berputar-putar kalimat:
“Yakin mau potong rambut? Keren loh rambut gue kan tebel, wavy gitu lagi, kalo panjang pasti baday banget.”

“Irene oh Irene.. Kamu ga inget tahun 2013 silam kamu potong rambut dan kamu menyesal mati-matian? Coba pikirkan lagi...”

IBU PERIIII, TOLONG LALAAA DONG. LALA BINGUNG. APAKAH LALA HARUS POTONG RAMBUT ATAU LALA BIKIN VIDEO MARAH-MARAH DI YOUTUBE YA?

Gue bimbang dan galau. Gue takut jatuh pada kesalahan yang sama. Gue takut dia cuma mau mempermainkan gue hasil potongan rambutnya gak sesuai sama keinginan gue.
Lalu gue coba bercermin lagi. Ganti gaya rambut sesuai arah mata angin, potong poni sedikit, ubah ke arah satu lagi, dan................. masih gagal. Rambut gue masih terlihat alay.
Akhirnya gue mengambil satu langkah penuh kepastian. Gue deketin kepala gue ke cermin, gue taro tangan gue di cermin, mengelus pantulan muka gue di cermin sambil berkata:
“Sayang, rambut kamu alay banget sih. Potong ya beb, biar lebih keren..”

Setelah dua kalimat motivasi itu, segala keraguan gue sirna. Pada saat itu juga gue memutuskan untuk potong rambut. Dengan penuh percaya diri, gue melangkah ke luar rumah dan meluncur ke suatu salon di bilangan Jakarta Barat yang cukup hits.

Sesampainya di salon, gue disambut ramah oleh mbak-mbak resepsionis.
“Selamat siang, kak. Ada yang bisa dibantu?”
“Saya mau jodoh  potong rambut, mbak.”
“Baik, atas nama kak siapa?”
“Irene.”
“Ok kak Ine.”
“Irene.”
“Ya kak Irin, silahkan ikuti mas yang itu ya..”

Ya udahlah ya.. Apalah arti sebuah nama jika kamu ga bisa membalas rasa ini, bang...


Rambut gue dicuci dan gue dibawa menuju meja dan kursi penentuan.
Stylist: “Mau dipotong model apa nih, ciyn?”
Gue: “Terserah deh mas, potong agak banyak aja ga apa-apa. Kayaknya selama ini saya berat di rambut deh.”
Stylist: “Hihihi bisa aja deh ciyynn... Oke siap ya... Aku mulai potong nih. bismillahirohmanirohim.”
*Seketika gue kebayang doi mau potong badan gue jadi 6 bagian*

Gue memilih untuk tutup mata daripada gue shock ngeliat muka gue sendiri di cermin. 10 menit berlalu... 15 menit berlalu..
Setelah 30 menit merem....
Stylist: “TAAADAAAAAA finish ciynnnn. Coba buka dong matanya, jangan malu-malu..”
Gue: “Wiiiiih... Keren juga nih, mas..”
Stylist: “Iya dong beb.. Kamu jadi mirip Chelsea Islan jatoh dari motor. HAAHAHAHAHAAHAHHAHA. Becanda ciyn. Cakep kok.”
Gue: Hahahaha iya ya.. *ketawa sambil berusaha untuk gak mengeluarkan samurai dari dalam tas gue*
Stylist: “Mau tau ga nama model rambutnya apa?”
Gue: “Apaan, mas?”
Stylist: “TAHU SUMEDANG, alias waniTA rambut sebaHU SUngguh Menarik dipanDANG. Hihihihi....”
Wah sa ae nih.
Untuk gue mungkin lebih pas “waniTA rambut sebaHU SUngguh Menarik ditenDANG.”

Setelah gue melakukan penelitian mendalam atas fenomena potong rambut, dapat gue simpulkan bahwa bagi para cewek, potong rambut adalah suatu hal yang sangat rumit. Butuh banyak pertimbangan biar gak terjadi penyesalan yang bikin bad mood berhari-hari.

Tahap pertama sebelum potong rambut, cewek akan memperhatikan bentuk wajah terlebih dahulu.
“Hmmm... Kayaknya bentuk wajah gue bulat. Kalo gue potong jadi sebahu nanti wajah gue malah terlihat lebih chubby gitu gak ya?”
“Muka gue lonjong banget sih.. Kayaknya rambut gue bagusan digelombang atau dikeriting deh. Soalnya kalo lurus banget gini muka gue malah keliatan lebih panjang.”
“Eh tapi kayaknya muka gue kotak deh? Tuh kan, agak kotak gini. Jangan-jangan sebenernya gue Spongebob?”

Sehabis bermeditasi di depan cermin selama berhari-hari dan memutuskan untuk potong rambut, akan ada pertimbangan kedua, yaitu tempat potong rambut.
“Ah potong rambut di salon mana ya? Kalo di training centre, takutnya gue minta potong 3 cm malah jadi kepotong 30 cm.”

“Yah tapi kalo potong di salon ********** bakalan mahal banget. Soalnya stylistnya itu langsung dikirim dari Garut. Kenyalnya membuktikan produk ini 100% asli Garut.”

INI NGOMONGIN DODOL ATAU TUKANG POTONG RAMBUT??!!?!?!?!?!!

Pertimbangan ketiga: model rambut.
Bagi para cewek, model rambut cowok hanya ada 2, pendek dan gondrong.
Sementara model rambut cewek? Ada ratusan! Ada model lurus, tipe v, shaggy, layer, layer poni, layer tanpa poni, pixie, pixie short layered, side-swept Bangs, beachy wave, sliced asymmetric bob, bob wavy, bob nungging, dll. Sejauh ini belum ada bob salto, bob sikap lilin, bob roll depan, atau bahkan bob gerakan roda berputar.
“Duhh... bingung deh.. Potongnya 3 cm atau 3.382 cm aja ya? Beda banget loh nanti hasilnya.”

 “Uhmm atau gue coba potong cepak ya?”

 “Eh tapi kayaknya mendingan bob wavy, dengan ketinggian ombak di bagian depan sekitar  2 meter dan ketinggian ombak di belakang mencapai 4-5 meter.”

Akhirnya setelah memilih salon dan model rambut, cewek pasrah di tangan stylist hingga tercipta potongan rambut baru.

Tau hal apa yang terjadi sehabis potong rambut? 9 dari 10 wanita labil Indonesia akan MENYESAL. HAHAHAHAHAHAHHHAHAHAHAHAHA.

Untuk 5 menit pertama, reaksi para cewek masih:
“OH MY GODD SO AWESOMEEEE. AAAAAK MAKASIH YA MBAAAAKKK SUMPAH INI KEREN BANGET. IT’S LIKE THE MOST AWESOME HAIRCUT IN THE WORLD! MUACH MUACH MUACH!!”

Dan 30 menit kemudian, setelah efek blow atau catok mulai menghilang, rambut mulai mengempis dan sedikit bercampur dengan keringat. Di sini mulailah sesi penyesalan.
“OH NOO...... INI RAMBUTNYA KEPENDEKAN PARAH BANGET SUMPAH!!!! KOK JADI KAYAK GINI SIH HASILNYA? :(((((((”

“SERIOUSLY I MISS MY LONG HAIR. KANGEN RAMBUT PANJANG GUE YANG BISA DIUWEL-UWEL, DILILIT-LILIT PAKE JEDAY, YANG BISA TERURAI DARI SOEKARNO HATTA SAMPE BLOK M! HUHUHUHUHU...”

Moral of the story:
1. Yakinkan diri Anda sebelum potong rambut agar tidak ada penyesalan.

2. Apalah beda rambut panjang dan rambut pendek jika ga ada yang dusel-dusel rambut ini sisssss???

Monday, November 9, 2015

Gue Sarjana Super!

AKHIRNYA.......................
*drum rolls*
*suara terompet*
*terompet tahun baru yang dicobain abangnya dulu*

IRENE MAGDALENA, S.S
Irene Magdalena Selalu Setia
Irene Magdalena Selalu Sayang
Irene Magdalena SuperStar
*joget dangdut gerobak dorong*

Uhm, sebenernya lulusnya 2 bulan yang lalu, tapi baru sempet update blog. Hehehehe.

Kalau ada yang tanya “Apa prestasi terbesar dalam hidupmu?”
Gue akan menjawab “Menyelesaikan skripsi.”

Nyusun skripsi aja susah, apalagi nyusun rumah tangga bersama dia.


Begini hebringnya proses pembuatan skripsi gue:

Di semester 7 semuanya dimulai. Sebagai mahasiswa sastra, gue dan temen-temen gue diwajibkan memilih satu program studi, antara linguistic dan literature. Jujur, di saat itu gue bingung. Banyak yang menjadi pertimbangan gue karena:
1. Literature mengharuskan mahasiswa banyak MEM-BA-CA.
2. Linguistic mengharuskan mahasiswa untuk meneliti dan peka terhadap arti, fungsi, korelasi antara kita kata, frasa, kalimat, majas, peribahasa, dan lain-lain.
Pilihan yang sangat sulit karena aku lebih suka baca mata kamu dibanding baca buku. Dan aku ini susah peka. :(


Saking bingungnya, segala jurus gue keluarkan. Mulai dari hitung kancing baju, muter pensil di meja, dan bahkan hitung jumlah helai rambut.  Hasilnya... Gue memutuskan untuk memilih.......................diam.  GUE BENER-BENER BINGUNG. Segala trik sihir dan sulap yang gue lakukan sama sekali gak membantu untuk mengambil keputusan. Akhirnya, dengan menutup mata dan meminta petunjukNya, gue memilih literature. Walaupun sekarang gue sedikit menyesal. HAHAHAHUHUHU. :(

Di awal semester 8, sekitar bulan Februari, gue melakukan registrasi online untuk SKRIPSI sebanyak 6 SKS.
Pertunjukan lawak dimulai.
Di bulan Maret, belum berasa apa-apa. Dunia begitu indah, langit sangat cerah, burung-burung bernyanyi di udara, ikan berenang-renang di lautan luas, dan jodoh masih di tangan Tuhan.
Soundtrack gue di bulan ini adalah lagunya Steven and the coconut Treez:
“Welcome to my paradise... Where the sky’s so blue and the sun shines so bright...”

Di Bulan April, gue masih selow.
Soundtrack belum beda jauh dari bulan Maret.
Di bulan ini, soundtrack gue adalah lagunya Icona Pop:
“I don’t care... I LOVE IT... I don’t care.... I LOVE IT...”

Di bulan Mei, gue baru inget tentang skripsi. Gue mulai mengumpulkan niat untuk bertemu dosen pembimbing gue. MENGUMPULKAN NIAT. Gue ketemuan sama dospem gue bukan sekedar ngebahas skripsi, tapi lebih ke pengenalan kepribadian dan sharing tentang kerasnya kehidupan aja sih..
Soundtrack gue di bulan Mei adalah lagunya Bob Marley:
“Don’t worry about a thing.. coz every little thing is gonna be alright... ye ye ye ye...”

Di bulan Juni, gue liat beberapa temen gue udah mulai mengunjungi perpustakaan di seantero Jakarta bahkan sampe ke Bandung, entah untuk nyari bahan penulisan atau untuk check in location di path. Ada sedikit rasa was-was di hati, tapi hati masih bisa dikalemin dengan lagu “Laskar Pelangi” by Nidji:
“Menarilah dan terus tertawa.. walau dunia tak seindah surga.. bersyukurlah pada Yang Kuasa.. cinta kita di duniaaa..”
Sambil nyanyi-nyanyi, hati gue mulai sedikit bergetar. Mulai ada suara di hati gue yang berkata “Kayaknya gue harus nulis dikit-dikit deh.” Sip, gue mulai menulis bagian paling krusial, yaitu: UCAPAN TERIMA KASIH.  Selain ucapan terima kasih, gue mulai tahu diri dan mulai nyicil nulis bab 1 dan bab 2.

Di Bulan Juli, soundtrack gue adalah “Try” by Pink:
“You gotta get up and try and try and try...”
Gue pun akhirnya menyelesaikan bab 2. Setelah bab 2 selesai, gue masih bengong-bengong sebentar dan akhirnya mulai nulis bab 3.

Lanjut ke bulan Agustus..
Di bulan Agustus, soundtrack gue ada 3, dan semuanya adalah lagu-lagu yang memotivasi gue biar hidup gue gak terlalu woles. Pada awal Agustus, soundtrack gue adalah AFI Junior – Aku Bisa:
“Aku bisa, aku pasti bisa. Ku tak ingin berputus asa.. Coba terus coba, sampai ku bisa.. Aku....pas....ti....bi....sa!!!”
Di tahap ini gue mulai agak ngebut karena banyak kabar burung bahwa sidang diadakan pada akhir Agustus.
*JENG JENG JENG JENG*

Di pertengahan Agustus, soundtrack gue adalah lagu yang memotivasi, tapi lagu dengan tempo agak lambat dan lirik lagunya mulai ke arah “pemasrahan diri.” Soundtrack gue adalah Jangan Menyerah by D’Massiv:
“Syukuri apa yang ada.. hidup adalah anugerah.. tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik.. Jangan menyerah.. jangan menyerah.. jangan menyeraa...aa....aahhh....”
Bab 3 gue udah hampir selesai. gue harus menghadapi fakta bahwa skripsi harus dikumpul di akhir Agustus karena sidang akan pada awal September.
*JENG JENG JENG JENG*

Akhirnya dengan segala kekuatan awesome-anti-di-PHP-in-buaya-darat, gue selesain bab 3 dan mulai nulis bab 4 dalam waktu kurang dari 2 jam.
Gue mulai panik. Di saat orang lain panik dari bulan Mei, gue baru panik seminggu sebelum batas skripsi dikumpulin. Awesome! Soundtrack gue mulai hebring, yaitu Time is Running Out by Muse:
“OUR TIME IS RUNNING OUT AND OUR TIME IS RUNNING OUT. WE CAN’T PUSH IT UNDERGROND....”

Di tahap ini kestabilan emosi gue semakin goyah. Bukan hanya cowok yang salah di mata gue, tapi semuanya salah. Metro mini salah karena kelamaan ngetem, lampu merah salah karena durasinya lebih lama dari lampu hijau, tukang rujak salah karena mangganya terlalu asem, dan hati gue juga salah karena memendam perasaan terlalu lama. :(

Akhir Agustus, skripsi 4 rangkap diserahkan ke fakultas. Dan detik-detik menuju sidang, soundtrack gue adalah lagunya Wali:
“IBU-IBU BAPAK-BAPAK SIAPA YANG PUNYA ANAK TOLONG AKU, KASIHANILAH AKU, TOLONG CARIKAN DIRIKU PENDAMPING DIRIKU, SIAPA YANG MAUUUUUU.... UUUUUWWWWYEAAAAAH”

Yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pencobaan akan segera berakhir. Menurut surat keputusan yang ditandatangani dekan pada tanggal 1 September 2015, ditempel di mading pada tanggal 2 September, sidang skripsi angkatan gue akan dilaksanakan pada tanggal 3 September 2015.
Gue bingung mau ketawa, nangis, pusing, ngakak, lompat-lompat, marah, teriak, atau bahagia. Gue ga milih salto atau roll belakang, karena gue gak bisa.

Dengan meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa, pada tanggal 3 September 2015, pukul 9.15 WIB, gue disidang. Semua peralatan perang udah gue siapkan dengan baik:
- Balon huruf S.S 
- Balon warna-warni
- Selempangan
- Kamera
- Seperangkap alat make up.


Sekitar jam 10.10 WIB, gue keluar dari ruangan sidang. Gue gak tau gimana struktur muka gue saat keluar dari ruang sidang. Yang gue tahu, balon-balon sudah menunggu gue. Aaaand it’s finally time to..............TAKE PICTURES!!!!






Walaupun belum ada pengumuman kelulusan, gue dan temen-temen gue udah foto dengan memegang balon S.S. Bukan kepedean, ini namanya BERIMAN DAN BERPENGHARAPAN. HAHAHAHAHAHAHA.

Keesokan harinya, tanggal 4 September 2015, diadakan sidang yudisium, dan hasilnya adalah................GUE LULUS!!!!!!!

TERIMA KASIH TUHAN!!! TERIMA KASIH SEMESTA!! TERIMA KASIH ANGGOTA JOMBLO AWESOME!!! TERIMA KASIH TEMAN-TEMAN!!! TERIMA KASIH PARA GEBETAN!!! TERIMA KASIH TONGFANG!!!

P.s: 
Ketua kalian ini wisuda tanggal 12 November 2015 di JHCC Senayan! Kalian boleh dateng asal bawa bunga dan cinta, ya. Oh, kalau mau beliin karangan bunga yang segede billboard juga boleh kok. 



Saturday, October 17, 2015

World Food Day! Makaaaan!

Nama: Irene
Profesi: Ketua Jomblo Awesome
Sifat: Pelupa

Iya, gue pelupa banget. Sifat pelupa gue ini bisa dimasukkan ke kategori hampir akut dan berbahaya.

Mengapa berbahaya?
Karena sifat pelupa gue bisa bikin badan gue tambah lebar dan lebaarr.

Kok bisa?
Karena gue sering lupa udah makan atau belum. Jadi, daripada bingung whether gue udah makan atau belum, gue biasanya akan mengambil keputusan yang paling bijak: makan lagi.

Sebagai seorang Omnomnomnomnom-nivora, gue mencintai semua jenis makanan dan menganggap keahlian makan sebagai sebuah talenta. Gak semua orang bisa menikmati suatu makanan seperti bagaimana gue menjaga setiap butir meisjes agar gak jatoh ke lantai. Dan tentu gak semua orang bisa melihat sepotong kue cubit panas layaknya sepotong emas yang bersinar melalui lelehan cokelatnya.

Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia a.k.a World Food Day yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, kali ini gue akan bahas top 3 jajanan Indonesia yang membantu gue mengasah talenta makan gue. Tanpa mereka, mungkin gue gak akan bisa tulis post ini. Tanpa mereka, hidup terasa flat. Tanpa mereka,............ah sudahlah. Nih, langsung kenalan aja:

1. Martabak



Gue akan mengawali bahasan tentang martabak dengan sebuah puisi:

MARTABAK
Rupamu sungguh jelita
Wangimu merasuki segala udara
Kamu penuh rasa
Kamu adalah cinta
Martabak, oh, martabak..
(Jakarta, 16 Oktober 2015)

Selain Rex*na, martabak juga selalu setia setiap saat. Dia ada di saat gue senang maupun sedih, saat gue terjatuh dan seakan tak bisa bangkit lagi, saat terjebak dalam lautan luka dalam, dan saat gue tersesat dan tak tahu arah jalan pulang.

Plus, martabak gak pernah menyakiti gue. Dia gak pernah ngomongin gue di belakang kayak beberapa orang yang jealous melihat awesomenya hidup gue. Martabak cuma bikin gue gendut. Dia gak pernah manfaatin gue kayak beberapa orang yang gue temui di kehidupan yang fana, dia hanya sedikit berbahaya bagi kesehatan dompet gue. See? Martabak adalah simbol kedamaian. Martabak adalah cinta.

Selain itu martabak gak pernah marah-marah. Kalau gue telantarin beberapa menit di meja makan, dia ga akan sewot: “KAMU KEMANA AJA SIH? KOK GAK KASIH KABAR??! KAMU SELINGKUH YA?!”
atau
“Kamu kok cuma taro aku di piring? Kamu kira aku ini apa? Kamu lebih mentingin matematika dibanding aku? Sorry Ren, kayaknya kita putus aja, mungkin kamu butuh waktu untuk fokus belajar...”

Dan tentunya martabak gak posesif. Dia memberi kebebasan kepada gue untuk melakukan hal-hal yang gue mau. Kalau martabak bisa ngomong, mungkin dia akan berkata “Kamu gak bosen quality time sama aku terus? Sekali-sekali gak apa-apa kok kamu makan kue lain, misalkan makan kue cubit. Atau boleh juga makan kue tetek. Atau kamu mau makan mereka berdua secara berbarengan: kue cubit tetek? Go ahead, beb.. I’ll support you in whatever you do...”

“Uhm btw, “Harganya berapa, Ren?”
Harganya sangat bervariasi. Tergantung rasa dan merk. Untuk toko martabak yang terkenal enak dan punya banyak cabang, harga martabak per box adalah sekitar Rp 50.000,00 - Rp 100.000,00. Wajar, ada rasa, ada harga. Asalkan jangan “lupa nama, ingat rasa.” HEUHEUHEEUHEHE. 

Tapi, jangan khawatir...masih banyak juga martabak yang rasanya gak kalah awesome dan harganya sekitar Rp 30.000,00 per box.
So, martabak, will you be mine?

“Terus, cara makannya gimana?”
1) Tutup mata
2) Makan

2. Kue Ape? Kue Tetek

http://resepmasakann.info

Dilihat dari namanya aja udah terlukiskan betapa uniknya kue ini. Sebagian masyarakat menyebut kue ini Kue Ape, namun sebagian lainnya menyebut kue ini sebagai kue tetek. Kenapa disebut kue tetek? Menurut ngana aja.
Gue personally lebih suka menyebutnya kue tetek karena ada kejadian pahit yang gue alami saat gue kecil.

Begini ceritanya...
Pada suatu pagi, seorang bocah bernama Irene yang berusia 10 tahun mengunjungi suatu taman bermain. Tiba-tiba ia mencium suatu aroma yang lezat. Ia kemudian mencari asal aroma tersebut. Tak lama setelah ia berkeliling taman, ia menemui seorang abang-abang sedang mengaduk adonan di atas gerobak sederhana. Dan terjadilah percakapan di bawah ini:

Gue: “Bang, jualan apa,bang?”
Abang kue: “Kue ape, dek.”
Gue: “Hah? Kue ape?”
Abang kue: “Iya, kue ape.”
Gue: “Abang jualan kue apa?”
Abang kue: “Kue Ape”
Gue: “Kok abang nanya ke saya? Kan abang yang jualan?”
Abang kue: “Iya, ini kue ape?” *ketawa ketawa*
Temennya bang kue: “Hahahaha tetek! Parah banget lo ngerjain anak kecil.”
Gue: “Oh namanya kue tetek. Bang, saya beli kue tetek 5, ya.”

The end of the story.

Mulai saat itu gue menyebutnya sebagai kue tetek. Jangan tanya lagi kenapa.

 “Harganya berapa, Ren?”
Pas gue kecil, cuma dengan Rp 1000,00 gue bisa dapet 5 kue tetek.
Tapi sekarang harga kue ini sekitar Rp 1.000 per tetek.

“Terus, cara makannya gimana?”
1) Makan lingkaran bagian luar.
2) Makan bagian tengahnya.

Kalau kata pepatah: “Save the kenyal for the last.”

3. Kue Cubit



Saat gue kecil, yang gue tahu adalah kue cubit ini adonan tepung yang dimasak dan ditaburkan meisjes di atasnya.
Tapi sekarang, kue ini HITS banget dan punya banyak varian rasa. Ada kue cubit green tea, kue cubit red velvet, kue cubit Ovomaltine, kue cubit Toblerone, dan bahkan kue Cubit Baileys!
Cara masaknya juga macem-macem, ada yang ½ mateng, ¾ mateng, 7/8 mateng atau perfectly cooked.

“Harganya berapa, Ren?”
Harga varian-varian baru ini pun cukup fantastis, berkisar antara Rp 20.000,00 - Rp 50.000,00! Untuk seorang milyuner kayak gue, kue cubit jenis ini paling nikmat dibeli di tanggal 25-28. Selain tanggal tersebut, jangan berani ngomong sama gue! 

“Terus, cara makannya gimana?”
1) Ambil sendok dan garpu
2) Lempar sendok dan garpu ke arah belakang
3) Cubit manja kuenya sambil berbisik “Uuuh gemez gemez gemez...”

Bagaimanapun juga, gue merasa dunia percubitan Indonesia belum sempurna karena belum adanya varian ini:

“Kue Cubit Adek dong, Bang..”


Oh ya, sebelum menutup post ini, gue dapet amanah dari readers untuk nulis ramalan awesome kayak yang pernah gue tulis di post-post sebelumnya. Dengan kekuatan martabak, kue tetek, dan kue cubit, ini ramalan untuk kalian, para awesome readers:

Capricorn:
Beli onde-onde untuk dimakan nanti. Bilangnya sih kayak kakak-adek, padahal hati ini ingin memiliki.

Aquarius:
Makan kue cucur sambil nonton film India. Coba deh jujur, emangnya kamu yakin bakal dinikahin dia?

Pisces:
Keliling cari kue Nagasari, malah ketemu tukang otak-otak.  Jodoh itu bukannya dicari, tapi dijebak.

Aries:
Kalau mau makan putu, jangan lupa taburin kelapa. Kalau Tuhan maunya aku sama kamu, pacarmu bisa apa?

Taurus:
Pergi ke Yogyakarta, pulangnya bawa bakpia. Coba lebih peka, sesungguhnya jodohmu ada di depan mata.

Gemini:
Masak pastel terlalu asin, minum airnya harus sambil kumur-kumur. Jangan cuma jago ngodein, tapi sehabis itu kabur.

Cancer:
Kue wajik dibuat dari gula jawa. Jangan memandang fisik, pandanglah hartanya.

Leo:
Kalau mau makan lemper, lebih nikmat dicocol ke bumbunya. Udah susah-susah caper, ternyata dia ada yang punya.

Virgo:
Buru-buru makan klepon, gulanya tumpah sampai ke kaki. Jangan ragu untuk move on, hidup ini hanya sekali!

Libra:
Namanya kue Putu Mayang, biar nikmat makannya pake santan. Katanya kamu sayang, kok cuma berani ngeliatin dia dari kejauhan?

Scorpio:
Madu di tangan kanan, donat di tangan kiri. Rasa cinta cukup di-update di hati pasangan, gak perlu diumbar sana-sini.

Sagittarius:
Pagi ngidam bolu kukus, malam ngidam bolu. Jangan disimpan terus, ini rasa cinta, bukan makanan beku.

Sekian ramalannya.

Selamat merayakan hari pangan sedunia!

Kamu jangan lupa makan ya, sayang..




Friday, July 31, 2015

BANG GO-JEK!

Siapa yang tidak mengenal GO-JEK?
Ya elah opening gue basi banget ye.

Semua orang pasti pernah naik GO-JEK!
Sotoy amat sih lo, Ren! Di Kalimantan belom ada GO-JEK!

OK, maap.

Untuk yang belom tau GO-JEK, GO-JEK adalah ojek yang dipesan dari aplikasi mobile, dalam hitungan menit ojek akan datang dan mengantar customer ke pelaminan tempat tujuan. Bukan cuma nganter customer, tapi bisa juga untuk pengiriman barang, belanja dan Go-Food (pesan-antar makanan).  

Definisi singkat dari GO-JEK: Alat transportasi umum HITS!

Gue mau cerita tentang pengalaman pertama gue naik GO-JEK. Gue pertama nyoba GO-JEK sekitar 1 bulan yang lalu, saat gue lagi di Grand Indonesia, sekitar jam 18.30 WIB. Waktu itu tujuan gue adalah Panglima Polim. Gue harus sampe di Pangpol jam 19.00 dan hal tersebut membuat gue muter otak untuk bisa sampe ke tempat tujuan on time. Seandainya ada Doraemon, gue pasti minta dianterin mesin waktu menuju masa depan saat gue sedang menjalin rumah tangga yang harmonis dengan Lee Min Ho Pintu Kemana Saja.

Karena gak ada Doraemon, gue mulai membandingkan kendaraan-kendaraan umum apa yang bisa mengantarkan gue ke tempat tujuan. Kalau naik kopaja, pasti kejebak macet plus supirnya ngetem. Sementara kalau naik taksi, gue bisa rugi bandar karena argonya bisa sampe Rp 100.000. Kalau naik Transjakarta, gue akan mengalami gangguan sistem pernafasan karena aroma ratusan ketiak karyawan kantor. Dan kalau naik ojek pangkalan, si pak ojek akan getok harga sekitar 50 ribu rupiah, lalu sambil ngupil bilang:

“Jam segini mah macet banget, neng. Gocap aja dah kalo mau.”

Kadang gue pengen bales:
“Pak, Jakarta adalah kota dengan luas  740,3 km2 dengan penduduk berjumlah sekitar 9.988.495 jiwa. 25%-nya adalah anak-anak, 25% terdiri dari usia muda (usia 15-20 tahun), 20%  lansia, dan 30% sisanya adalah pekerja, pegawai kantor, pengusaha, dll (usia 20-60 tahun). Hal tersebut menandakan bahwa ada sekitar 2.996.548,5 jiwa yang menumpuk di jalan raya setiap hari. Jika memang saya dan dia tidak ditakdirkan untuk bersatu, mengapa harus saling bertemu, pak? Coba bapak jawab. Saya pusing, pak.”

Pak ojek bengong. Gue nangis.


Tiba-tiba….TRING! Ada ijo-ijo yang melintas di depan gue. Awalnya gue kira itu tawuran antar penjual kue tete Ape, tapi ternyata itu GO-JEK. AHA! Gue mendadak inget gue punya aplikasi GO-JEK tapi belum pernah nyoba naik GO-JEK. Langsung gue input tempat gue dan tempat tujuan gue. Klik, klik, klik. Selesai! Sekitar 3 menit setelah gue klik “pick up now”, ada notification “Your driver is arriving in 8 minutes.”
Gokil… gak nyampe 8 menit, ada sebuah motor dengan driver beratribut lengkap GO-JEK berhenti di depan gue.

Momen yang dinanti-nanti pun tiba…

Motor melambat. Driver perlahan membuka helm.

Driver: “Mba Magdalena?”
Gue: “Pak Juanda?”
Kami saling bertukar pandang dan saling melempar senyum manis.

Untung gue gak lagi shooting FTV, karena ini yang akan terjadi di FTV:

Driver: “Mba Magdalena?”
Gue: “Pak Juanda?”
Driver: “Mba Magdalena?”
Gue: “Pak Juanda?”
Driver: “MBA MAGDALENAAAA~~”
Gue: “PAK JU…..AN…..DA…. (da… da… da…) *ceritanya bergema*
Lalu kami saling berlari dan berpelukan.
DAAAN…. CUT!

Lanjut…..
Untuk memecahkan keheningan, gue pastiiin aja bahwa dia lelaki yang tepat  driver yang gue order.
“Kita ke Panglima Polim ya, pak.”
Pak Juanda cuma mengangguk, tersenyum, sambil nyodorin helm, masker, dan hair cover.
Sepanjang perjalanan, pak Juanda gak banyak nanya. Sopan dan ramah banget. Bawa motornya juga aman, gak asal selip kanan-kiri kayak cewek-cewek yang ngegebet kamu lho, beb…
Sekitar 30 menit berjibaku di jalan raya, akhirnya gue sampai Panglima Polim dengan keadaan sehat walafiat. Gua yakin, perjalanan ini terjadi bukan hanya karena keahlian pak Juanda dalam mengendarai motor, tapi ini terjadi karena ridho Allah.

Pernah juga gue naik GO-JEK yang drivernya super diem. Dia cuma bisa ngangguk dan bilang “ya” setiap gue kasih instruksi. Gue sih gak masalah kalo si driver diem terus. Gue cuma takut dia ketiduran saking nikmatnya angin siang hari. Kalau dia tidur, gue tidur, terus siapa lagi yang bangunin kita berdua kalau bukan malaikat penjemput nyawa?

Dalam hati gue: “Pasti istri atau pacarnya super killer makanya doi udah terlatih gini.”
Ingat hukum ini:
1. Sekali salah, tandanya khilaf.
2. Dua kali salah, mungkin kurang teliti.
3. Tiga kali salah, INI PASTI COWOK!!!

Nah sejak ketemu drivers yang keren dan unik, gue ketagihan naik GO-JEK. Apalagi sejak ada………………… promo CEBAN RAMADHAN!! HAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. Gue bersyukur banget ada promo ceban Ramadhan, karena hal ini sangat membantu pemulihan kesehatan dompet gue. Namun gue sadar ada sedikit perubahan pskisis dalam diri gue sejak gue mengenal GO-JEK. Gue perlahan menjadi manja dan sombong. Dari rumah ke warung di ujung kompleks gue pengennya naik GO-JEK. Malah kalau bisa order GO-JEK untuk anter gue dari kamar tidur ke kamar mandi.
So overall……Ini kesan dan pesan gue terhadap GO-JEK:

Kesan:
- AWESOME! Alat transportasi yang bisa diandalkan untuk mengarungi kejamnya arus lalu lintas.
- GREAT SERVICE! Drivernya sopan, ramah, dan nyetirnya amaaaan.

Pesan:
- Semoga GO-JEK bisa terus mempertahankan kualitasnya servicenya.
- Semoga SEMAKIN BANYAK PROMO-PROMO MURAH!! HAHAHAHAHAHA!

Dan tentu, sebelum menutup post ini gue ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk founder GO-JEK, Nadiem Makarim…. Mas Nadiem, hatimu udah ada yang find belum? Kalau belum, barangkali adek bisa nyalonin diri.. :))))


Masih gak tertarik naik GO-JEK? Nih gue kasih free Rp 50.000 GO-JEK credit untuk lo yang baru download applikasinya. Cukup masukkan referral code ini: 542618585 dan credit lo akan otomatis bertambah! :D


Selfie demi dapet kaos GO-JEK!


Salam awesome!

Thursday, June 18, 2015

Puasa puasaaaa~~


eh sori ga sengaja gambarnya ke-klik.
#EAAAAAAA

Gimana puasa hari pertama kalian? Berapa orang yang masih bertahan? Atau udah ada yang batal? HAHAHAHAHAHAHA dikit lagi kok..

Tahan perasaan aja bisa, apalagi tahan makan & minum doang, kan?


Tentang puasa, gue mau cerita dikit pengalaman gue..
Di tahun 2013, gue coba ikutan puasa. Awalnya gue ragu, karena selain gue punya penyakit maag, gue udah menganggap makanan sebagai saudara gue yang gak mungkin gue telantarkan.
Namun setelah gue pertimbangkan, berat badan gue memang gak asik untuk ditimbang.
Akhirnya gue bulatkan tekad untuk ikut puasa.
Dari malem sebelumnya gue udah excited banget. Gue siapin alarm jam 4 pagi.
Entah mengapa gue kebangun jam 1. Terus gue tidur lagi.
Kebangun lagi jam 2 karena nyamuk ngiung-ngiung, terus gue tidur lagi.
Kebangun jam 3 karena bocah-bocah keliling kompleks, tapi gue memutuskan untuk tidur lagi.
Terakhir……….. gue kebangun jam 8.

Gue merasa kotor.

Dengan penuh percaya diri, gue melangkah ke ruang makan dan melahap roti yang ada di meja.
Tepat pukul 8.30, puasa dimulai!
Eh, gak berapa lama kemudian alarm hp gue bunyi dengan reminder “INDAHNYA BERBUKA PUASA!” Alarm itu bunyi sekitar jam 12 siang.

Iya, gue puasa setengah hari.


Tahun lalu, dengan tekad dan badan yang masih bulat, gue coba puasa lagi.
Gue bangun jam 4 pagi.
Buka kulkas, ambil telur, nugget, dan segala makanan yang bisa diaduk dan diosenng bersama nasi.
Makan!
Singkat cerita, sekitar jam 11 perut gue mulai keroncongan. Gue tahan.
Jam 1 siang perut gue dangdutan. Gue coba tahan, tapi jempol gue tak kuasa menahan irama dangdut dan ikutan joget.
Jam 5 sore, mendekati masa-masa kejayaan, perut gue qosidahan. Kali ini udah gak tertahankan lagi. Gue langsung ke depan kompleks, mau ngabuburit beli snack.
Trengtreng! Berjejer puluhan tukang makanan dengan menu bermacam-macam, mulai dari es cendol, es buah, es doger, es podeng, kolak pisang, biji salak, kue pancong, kue cubit, gorengan, dan masih banyak lagi.
Mata gue tiba-tiba terfokus pada gerobak gorengan. Dari radius 5 meter gue udah bisa mencium aroma plastik yang diceburin ke minyak hitam dan gue bisa mendengar “kriuk kriuk” serpihan tempe yang jatuh ke dalam wajan. Gue samperin langsung tukang gorengannya.
Gue tanya abangnya:

“Bang, harga gorengannya berapa?”

Kata si abang, “Gopek, neng.”

Di samping gue ada bocah SD pada ngemil tempe goreng terus pada ketawa-ketawa ngeliatin gue.
Selucu apa hidup gue sampe mereka berani ngetawain gue?!
Melihat mereka makan 1 tempe goring, gue dengan gaya bos tentu gak mau kalah.

Bocah SD             :*comot 1 tempe*
Gue                       : *makan 1 pisang*
Bocah SD             : *ambil risol*
Gue                       : (dalam hati: “Wah si kamvret nantangin nih…”) *makan 1 bakwan*
Bocah SD             : *makan bakwan*

Gue                       :
(dalam hati: “OOHHH… beneran nantangin nih, tong?!”)
“BANG, BELI 20! CAMPUR AJA SEMUANYA! TERSERAH ABANG!”

Tiba-tiba ada suara yang menggetarkan gerobak abang gorengan.

Emaknya bocah    :
“TONG!! JANGAN MAKAN DI PINGGIR JALAN GINI! PAN ORANG- ORANG BELOM PADA BUKA PUASA!!!!!!”

Gue :
(dalam hati: “YASALAAAMMMM BOCAHHH UEDAANNN!!! GUE KIRA UDAH BUKA PUASA!!!!!!!!)

Moral value of the story:    
Jangan ngabuburit deket bocah-bocah, karena mereka suka ngejebak.

Sejak saat itu, gue gak mau puasa lagi. Qu sudah jera~~~

Selain puasa makan dan minum, alangkah baiknya di bulan Ramadan ini kita juga PUASA GOSSIP.
HAHAHAHAHAHAHAHA! Gue tau ini hal sulit banget. Apalagi kalau lo punya temen yang super update (baca: nyampah) di media sosial. Temen yang selalu update pakefoto dan caption yang gak nyambung :

“Pagi hari adalah saat yang tepat untuk mengucap syukur atas nafas yang masih diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Good morning all!”


Fail!
Caption kayak gitu, cocoknya  pake foto kayak gini:




Siang hari dia update gini:


“Mentari hangat menyapa kulit, mengingatkan kita untuk tetap berjuang dalam keadaan sulit. Selamat siang.”


GA NYAMBUNG! Harusnya foto gini:
   
PUSING PALA BABY!
                                          

INI SEBENENYA PEMBAWA BERITA PERKIRAAN CUACA ATAU GIMANA SIKK?!!

Padahal mah kalo ketemu di jalan:
“WEEEYY WHAT’S UP WHAT’S DOWN MY SISTA FROM ANOTHER MOTHER?? YOU WANNA ROCK? BUY MY ROK!”

Oooh.. Ternyata dia sis-sis jualan rok terlucu dan termurah se-instagram.

Ada lagi yang penting!  Puasa berbohong!
Bohong itu dosa.
Bohongin orang tua, dosen/guru, sahabat, orang lain, itu dosa!
Apalagi boongin perasaan diri sendiri. Dosa banget, gaez. :(

Di antara awesome readers blog ini pasti ada yang ngakunya “Aku udah anggap kamu adek”, padahal pengen bilang “Aku anggap kamu dunia aku.”
--> Jujur aja! Bilang  gitu, kalau responnya jelek, langsung jawab “Eh maksud aku… Dunia Fantasi! Besok ke Dufan yook!!*
Pengalihan isu masih lebaih baik daripada berbohong.

Ada yang ngakunya “Aku gak ada perasaan apa-apa sama kamu.”, padahal faktanya “Tanpa kamu hidupku gak ada rasa apa-apanya.”
--> Jujur! Kalau responnya jelek, jawab gini “Iya, maksudnya aku pengen kasih kamu permen Nan*-nan* biar kamu bisa tau rame rasanya!” Setelah permen nan*-nan* dimakan, lo perlahan jalan mundur.

Ada yang ngakunya “Kamu terlalu baik untuk aku”, padahal pengen bilang “Papamu keliatannya serem banget sih.”
--> Jangan bohong! Kalau memang masalah ada di muka bapakanya yang terlalu serem, samperin bapaknya! Tanya baik-baik kenapa mukanya bisa serem gitu..  #laaaaahhhhh



Ya, jadi begitu...

Sebenernya sih cuma mau mengucapkan selamat berpuasa. 
- Semoga ibadahnya lancar dan ada damai sejahtera di sekitar kita semua. :))))
- Kurang-kurangi galau di bulan Ramadan!
  Kalau ada yang tebar gombal dan tebar harapan di bulan Ramadan, jawab aja gini:
"MAKAN TUH CINTA, GUE LAGI PUASA!"

Daaaaaaaaaaaan satu hal lagi yang perlu kalian ingat:





Selamat berpuasa!

Salam awesome!

Sunday, June 14, 2015

Skripsi / Skripsweet / Skripshit?

 “Skripsi sampe mana?”
SAMPEK LUPA!!!

“Kapan sidang?”
SEBENTAR LAGI. DOAIN AJA BIAR SIDANG BERJALAN LANCAR DAN SEGERA DITETAPKAN TANGGAL AWAL PUASA.

Iya, sidang Isbat.

Gue pengen jawab kayak gitu, tapi hati nurani gue selalu berkata “Udah… Jawab aja... Mungkin manusia-manusia ini bisa bantu.”

Dan setelah gue jawab sejujurnya, ini yang sering terjadi:
A             : “Skripsi sampe mana, Ren?”
Gue       : “Baru sampe bab 2 nih.”
A             : “WowSemangat, sis.”
*end of conversation*

B             : “Kapan sidang?”
Gue       : “Nunggu skripsi kelar.”
B             : “OhSemangat, lo pasti bisa!”
*end of conversation*

Perhatikan, Esmeralda!
Kalau lo cuma mau bilang “Oh…”, “Semangat ya...”, “Lo pasti bisa..”, “Wow!”, sadarlah bahwa kalian gak ada bedanya dari akun peninggi_pelangsing_penggendut yang selalu nyebar spam di Instagram.

Gue gak butuh kata-kata motivasi.
“Semangat!”
Iya, gue semangat nih. Terus?

“Skripsi itu gak susah kok..”
 Emang gak susah.

“Asal niat, pasti skripsi selesai.”
Niat? Apa itu niat? HAHAHAHAHAHAHAHAHA.

Sudahlah.. Kata-kata motivasi seperti apapun gak ngefek di gue, karena gue udah kebal. Dulu gue sering nonton The Golden Ways. Apa yang terjadi? Gue gak dengerin si motivator, melainkan gue bayangin apa yang istrinya ucapin saat doi lagi nampang di TV. Gue rasa istrinya pun berkata:
“Halah sepik…”
“Banyak bacot nih si botak.”

Gue gak butuh ceramah.
“Ayo kerjain skripsinya biar cepet lulus. Abis itu cari kerja. Terus bisa bahagiain orang tua.”
Hell-o people... Titel sarjana gak menjamin kesejahteraan. Skripsi tebal gak menjamin kecerdasan. Lulus cepat gak menjamin mendapat pekerjaan dalam waktu singkat.
Bahagiain orang tua? Bokap-nyokap gue dibeliin es krim aja udah seneng kok.
ES KRIM BERTABUR EMAS 24 KARAT.


Cukup Mamah Dedeh yang bisa ceramahin gue walaupun gue masih dalam keadaan setengah sadar dengan posisi mangap di sofa.

“Terus… Mau lo apa sihh???”
Sederhana.

Gue cuma butuh ada seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, dan ketika gue mulai tertidur, masukkan uang ke kantong gue.

Gue juga butuh seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, lalu nanya “Mata kamu minus ya? Sini, saya operasi lasik gratis.”

Gue lebih seneng kalau ada seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, masuk ke alam bawah sadar Anda, dan……yak! Camera, rolling, ACTION! GUE MASUK TIPI, MAK!!!!!!!!!!!!!

Dan gue bisa terbang kalo ada seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, lalu berkata, “It has always been you, Irene.”

#EAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Minimal… Abis nanya, harusnya lo bisa memberikan jalan keluar. Contohnya:
“Wah… Kayaknya lo pusing banget deh ngerjain skripsi. Besok ikut gue yuk ke Jalan Pramuka.”
SEPERTI ITU!!

Kenapa pertanyaan “Skripsi sampe mana?”dan “Kapan sidang?”sebaiknya jangan ditanyakan kepada mahasiswa semester akhir? Simak alasannya:

1. SENSITIF
Untuk orang yang sensitif dan perasa, dua pertanyaan di atas dapat seketika membuat hati berdegup kencang. Saking kencangnya, jantung bisa copot dan landing di muka lawan bicara.
Pertanyaan ini dapat membuat gue bertanya-tanya dalam hati:
“Apa sebenernya salah gue sehingga skripsi menghantui gue?”
“Apa yang skripsi mau dari hidup gue?”
“Jangan-jangan di kehidupan sebelumnya skripsi adalah mantan gue?”
“Siapa sebenarnya skripsi ini?”
“Kenapa harus ada skripsi?”
“KENAPA GUE JOMBLO YAAWLAHHHH?????”

Gue juga orang yang sangat perasa.
Perasaan skripsi gue udah beres, padahal mah masih mampet…”
Perasaan kemarin udah gak jomblo, eh ternyata masih jadi ketua Jomblo Awesome.”



Iyain aja.

2. BERBAHAYA
Pertanyaan ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup flora dan fauna yang ada di bumi. Ketika ada yang nanya hal ini ke gue, gue dapat merusak hal-hal yang ada di sekitar gue, contohnya gue bisa nyolotin anjing yang menggongong dan babi yang meng-oink.
Bukan karena apa-apa. Hal ini karena beberapa binatang mengingatkan gue akan pacar gebetan gue.
Selain itu, sangat berbahaya jika saat pernyataan itu terlontar, ada pisau di tangan kanan gue. Gue bisa tiba-tiba demo masak di pinggir jalan.
Dan yang pasti, aku tentu dapat merusak hubungan kamu dan dia, mz.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH.

3. MEYEBABKAN PERPECAHAN
Bayangkan ketika ada beberapa mahasiswa semeseter akhir yang sudah bersahabat sejak dahulu kali. Salah satu dari mereka kepo dengan progress pengerjaan skripsi temannya, lalu mereka berbincang:
A             : “Wih gila rajin banget lo ke kampus?”
B             : “Iya dong… Sibuk nih, sob...”
C             : “Wih.. kebut terus ya tuh skripsi..”
D             : “Gile.. Keren keren….”

Lalu saking keponya, si A, C, dan D cari informasi tentang si B yang selalu update di path “At Awesome Social University (ASU)” atau “Huftt ke kampus lagi! Wish me luck!”
Setelah diselidiki, ternyata si B sering ke kampus bukan untuk konsultasi skripsi dengan dosen pembimbing, melainkan untuk ngulang kelas di semester kemarin yang dapet nilai C, D, E, dan seterusnya.
Isu itu tersebar dengan cepat dan persahabatan mereka renggang. Lalu pecah. Lalu baikan lagi. Lalu pecah lagi. Begitu terus sampai akhirnya mereka gak jadi lulus kuliah.

Sekarang mari masuk ke inti permasalahan.
Skripsi atau yang terkadang disebut “skripshit” dan “skripsweet” adalah kumpulan kertas berisi penelitian ilmiah terstruktur yang menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa tingkat S1 dan kelak berguna untuk mencari pekerjaan.

TRUE?
Kalau definisi di atas benar, seharusnya gak ada ribuan pengangguran berijazah S1 yang tercetak setiap tahun di negara lucu ini.

KENYATAANNYA?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penganguran terdidik lulusan universitas pada 2013 sebanyak 434.185 meningkat menjadi 495.143 pada 2014. Sad truth.


Terlalu banyak yang berteori tapi gak mampu beraksi.
Terlalu banyak yang fokus menaikkan Indeks Prestasi, tapi gak mampu berinteraksi dan menjalin relasi.


Kuliah itu sama kayak jodoh.
Kuliah itu bukan tentang lulus tepat waktu, tapi lulus di waktu yang tepat.
Jodoh yang baik  belum tentu datang tepat waktu, tapi yang terbaik akan datang di waktu yang tepat (walaupun lama dan membuat hati adek gelisah, bang).

Penilaian penguji di sidang skripi itu sama kayak minta restu ibumu.
Kalau ibumu maunya kamu sama aku, pacarmu bisa apa?

Akhir kata, gue mau menyampaikan 3 hal:
1. Doain gue agar gue gak malas mengerjakan skripsi.
2. Maapkeun kalau mungkin bakalan jarang ngepost untuk sementara waktu.
3. Untuk semua mahasiswa semester akhir, ingatlah:
 “Sesungguhnya skripsi tidak sulit apabila tidak dikerjakan.”


Salam awesome!

Friday, May 29, 2015

Aku Cinta Keluargaku (dan kamu tentunya)!

Ini keluarga gue:



Keluarga gue bukanlah Keluarga Cemara. Apalagi keluarga Cendana. Bukan, kedua nama pohon itu gak menggambarkan keluarga gue. Kalau diibaratkan sebagai pepohonan, nama yang pas untuk keluarga gue adalah Keluarga Durian. 
Ya, kami berlima memiliki kemiripan dengan durian:

- Musiman
Kalau lagi musim tanggal muda, kami berlima akur dan hidup dalam damai sejahtera bagai pinang dibelah lima.
Kalau lagi tanggal tua, kami mudah emosi dan biasanya terpecah-belah menjadi beberapa blok.

- Buahnya Tajam
Kami terlatih untuk berpikir tajam dan kritis. Di saat keluarga lain masih berpikir mengenai harga kebutuhan pokok yang terus naik, keluarga kami sudah mulai mencoba perkawinan ayam dan tepung terigu sehingga ketika ayam betina bertelur, yang muncul adalah telur dadar khas warteg.
Status penelitian kami baru mencapai tahap menghayal, dan diyakini margin of error adalah sebesar 99,61%.
Selain pemikiran, perkataan kami sering terkesan menusuk jantung orang di sekitar kami karena mungkin kami tidak suka kebohongan yang diselimuti perkataan manis. Mungkin kami terlalu jujur, dan………ngocol. HA HA HA HA HA.

- Buahnya Besar
Bagian ini sebetulnya gak perlu dijelaskan. 80% dari kami bertubuh tinggi, besar, dan subur. Bukanlah hal yang sulit untuk mencari keluarga gue di tengah kerumunan orang banyak. Keluarga gue biasa dijumpai di dekat makanan, baik mentah atau matang.


OKAY, saatnya perkenalan!

Bokap

Nama bokap gue Elieser Hutauruk.
Kayaknya nama “Elieser” jarang dipake di dunia ini sehingga nama bokap sering berganti seiring dengan berjalannya waktu.

Percakapan kayak di bawah ini sering terjadi ketika ada yang nanya nama bokap gue:
Sales: “Namanya siapa, pak?”
Bokap: “Elieser.”
Sales: “Eliezar ya, pak?”
Bokap: “Elieser.”
Sales: “Saya spell ya, pak: E-L-Y-E-Z-E-R.”
Bokap: “Keling aja deh, pak. Nama saya pak Keling. K-E-L-I-N-G.”
Sales: *senyum tersipu*

Di akta kelahiran gue, nama bokap “Elyeser”, di KTP doi tertulis “Elieser”. Gue curiga di buku nikah nama doi adalah “Brad Pitt.”

Selain menurunkan kulit hitam dan tubuh gempal, sifat humoris gue turun dari bokap. Kalau ada yang bilang gue humoris, percayalah, bokap gue 10x lipat lebih lucu dari gue.
Kalau pada bilang becandaan gue ngocol dan most of the time “keterlaluan”, salahin bokap gue!

Pernah suatu saat bokap nganterin gue ke sekolah.
Pas gue mau turun dari mobil, bokap (dengan gaya dibuat-buat ala bapak-bapak normal) nanya:
“Ren, kamu ada duit untuk makan sama ongkos kamu gak?”
Gue: “Ada, pa...”
Bokap: “Oh oke..”
Gue: “Kenapa, pa?”
Bokap: “Bagi dong...”
Gue terharu.

Bokap gue itu orangnya super santai. Doi ga kaku dan jaim kayak bapak-bapak pada umumnya.

Cita-cita bokap untuk masa depannya sungguh sederhana. Doi cuma pengen tinggal di pedesaan, dekat gunung atau pantai, dimana setiap pagi doi bisa mendengar kicauan burung nan merdu, liat petani bekerja di sawah sambil dengerin lagu-lagu Iwan Fals bersama istrinya secangkir kopi.

Walaupun terdengar koplak, bokap gue ini jago brainwash, kasih motivasi, dan sering punya cara pikir yang lain daripada orang-orang.
Contohnya:

Hampir semua orang tua berpikir gini:


“Kalau anaknya ranking 1 dikasih apartemen, ranking 2 dikasih macbook, ranking 3 dikasih iphone, dst..”


Sementara bokap gue: “ranking 1 gak dikasih apa-apa, ranking 2 gak dikasih apa-apa, ranking 3 gak dikasih apa-apa, ……………..ranking paling bawah dikasih rumah, apartemen, macbook, iphone, dst…”

Why?
Begini menurut bokap gue…
Bersekolah adalah kewajiban dan tanggung jawab setiap anak. Menurut bokap, anak ranking 1 is not a big deal. Karena menurut doi: “hellooohh, biasa aja kali kalo ranking. Ya wajar lah…dalam 1 hari belajar 7-8 jam di sekolah, dikasih latihan dan PR, ke sekolah 5 hari dalam seminggu. Ya kalii gak ngerti apa yang diajarin..”
Dan ketika anaknya dapet ranking rendah, inilah saatnya orang tua kasih support mati-matian dan mengerahkan segala cara untuk motivasi anaknya untuk semangat belajar lagi.
Karena teori doi ini, gue gak pernah dikasih kado setiap kenaikan kelas! BHAY!!

--> Pesan bokap sebelum doi meninggal:
“Anak-anak, papa mohon jangan jual tanah di Tangerang. Soalnya………………..
*hening*
*bokap nunduk*
*semakin nunduk*
…….Soalnya itu bukan tanah punya kita. HAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHA!!!”
Lalu bokap tertawa sendiri.
Gue, kakak, dan adek gue diam.
Bahkan jam di ruangan itu tidak mau berdetak.

--> Pesan bokap ketika doi meninggal nanti:
“Tolong jenazah papa nanti ditaro di atas keranda, diarak keliling kompleks rumah selama tujuh hari tujuh malam ya.”
Gue: “Untuk apaan?”
Bokap: “Biar orang-orang pada takut aja. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!”

Bokap juga berpesan gini:
“Nanti tolong jenazah papa dibakar aja terus ditebar ke laut biar kalian gak repot. Atau kalaupun dikubur, gak usah dibuatin tugu gede yang lebay kayak orang-orang batak di Medan sana. Soalnya kalo dibuatin tugu, nanti pas Yang Maha Kuasa panggil semua arwah untuk naik ke surga, takutnya roh papa kejebak di dalam tugu karena susah keluarnya, coy...”

Temen-temen gue yang sering denger cerita tentang bokap dan udah pernah ketemu langsung, selalu bilang:
"Yang kayak gitu namanya bokap?"
“Gila keren banget sih bokap lu..”
“Koplak banget sih bokap lo… Andaikan bokap gue kayak bokap lo...”
“Ih seru deh kayaknya punya bokap kayak bokap lo gitu.”



Nyokap

Setiap gue jalan sama nyokap, orang-orang pasti nanyanya: “Wahh… adek-kakak ya?”

Dalem hati gue selalu bertanya: “Maksudnya muka gue yang kayak umur 50 tahun, atau nyokap yang kayak umur 20 tahun?”

Setelah itu orang-orang akan nanya: “Yang mana adeknya yang mana kakaknya nih?”

Dan gue biasanya pura-pura tertawa, sambil perlahan ke belakang orang tersebut lalu gue sliding tackle dan kameha-meha.

Btw, ini muka nyokap gue:



Tahun ini umur doi 48 tahun.

Nyokap gue ini cantiknya alami tanpa pengawet buatan.

No sulam alis, no sulam bibir, no suntik botox, no suntik vitamin C, no tanam benang, no perawatan juta-jutaan, pokoknya no tipu-tipu, gan.

Pas gue tanya nyokap apa rahasianya bisa awet muda, nyokap jawab: “olahraga!”
Mengingat nyokap gue pernah berprofesi sebagai guru senam, gue manggut-manggut aja.
Pas gue tanya bokap apa rahasianya nyokap bisa awet muda, kata bokap: “karena dia bahagia hidup sama papa.”
Yaelahh… Si item jago sepik-sepik juga.

Selain cantiknya yang alami, cerewetnya juga alami.

Ngeliat kamar gue berantakan, nyokap akan pidato selama 1 jam 30 menit. Udah kayak penerbangan Jakarta –Singapore.
Ngeliat makanan yang berantakan di kulkas, nyokap bisa pidato selama 4 jam 48 menit 20 detik.

Dan di saat-saat seperti ini, yang ada dalam benak gue adalah.. “Andaikan nyokap gue bisa langsung berhenti ngomong kalo dipeluk dari belakang kayak cewek-cewek Korea..”

Kakak

Kakak gue orangnya sulit ditebak, sulit dipahami, sulit dimengerti. Kalau ada buku manual untuk bisa bergaul dengan doi, gue yakin ketebalan buku tersebut bisa mencapai jutaan halaman.
Dan kabar buruknya, gue pun gak punya buku manualnya.
HAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH.
HAHAHAHHAAHHAHAHAHAHAHAHHAHAHHA mampus kan gue.

Cita-citanya yang sampe sekarang belum kesampean adalah menjadi artis. Potensinya untuk jadi artis itu sangat besar. Kualitas acting dan kualitas wajahnya jadi faktor yang mendukung.
Doi bisa acting menjadi apa aja. mulai dari tokoh protagonist, tokoh antagonis, cewek manja, cewek kuper, ibu-ibu, anak remaja, dll.
Doi bisa marah, lalu 3 menit berikutnya ketawa, 4.5 menit berikutnya nangis, 1 menit berikutnya marah sambil ketawa, 2.5 menit berikutnya nangis sambil lempar-lempar barang, dst..

GUE BAHKAN KADANG GAK TAU ITU AKTING ATAU BENERAN!!!!

Doi sehebat itu.

Btw, kalau ada yang butuh artis reka ulang, sila hubungi kakak gue, ya.

Adek

Adek gue ini anak yang sangat baik dan pintar, hanya saja ia tidak seperti Budi yang suka menabung dan membantu ibu merapikan tempat tidur.

Tingkat kedewasaannya di atas rata-rata dan hal itu membuat gue kadang lupa bahwa gue adalah kakak dan dia adalah adik.

Bicara mengenai media sosial dan aplikasi chatting, DOI PUNYA SEGALANYA!! HAHAHAHAHAHAHAHA. Mulai dari facebook, twitter, path, snapchat, secret, ask.fm, Instagram, LINE, KIK, whatsapp, BBM.
Walaupun begitu, bagi gue adek gue tetep kurang keren karena gak pernah mendapat testimonial “just Viuu?” atau “u NaQ maN4?” di Friendster. #eaaaaaaaaa


Salah satu pernyataan adek gue yang baru-baru ini bikin gue shock adalah:
“Kak Irene, abis lulus SMP, me mau cuti satu tahun dulu ya sebelum masuk SMA. Me mau istirahat dulu. Pusing banget sama sekolah.”

GUE LEBIH PUSING DENGERNYA!!!!!! KAKAK HARUS JAWAB APA, DEK??!?!?!?!


Pada akhirnya, gue ingin menutup post ini dengan sebuah quote dari Richard Bach:

“The bond that links your family is not one of blood, but of respect and joy in each other’s life.”


Artinya:

“Kapan kamu mau ajak aku berkeluarga, mas?”




SELAMAT MEMPERINGATI HARI KELUARGA NASIONAL!! 


Salam Awesome!