Dilan, aku mau menyampaikan beberapa hal menyangkut pernyataanmu tentang "rindu itu berat." Aku setuju, namun tidak sepenuhnya. Telah aku ringkas di surat ini beberapa hal yang nyatanya lebih berat dari rindu. Mohon dibaca, ya..
Untuk Dilan
di tempat
Dilan, yang berat itu
bukan rindu, tapi cinta satu sisi.
Kamu tahu bagaimana rasanya mengagumi orang dari kejauhan?
Menikmati senyum yang merekah di bibirnya, mendengar gelak tawanya yang
nyaring, memandang kedua matanya yang menatap serius saat ada yang mengajaknya
berbicara, bahkan gaya jalannya yang sedikit kaku namun membuatku berharap ia
berjalan ke arahku? Semua gerak-gerikmu membuatku dalam hati berkata.............
Dilan, yang berat itu
bukan rindu, tapi berharap pada sesuatu yang tidak pasti.
“Kalau tidak pasti, ya lupakan saja lah!” Teorinya memang
begitu, tapi hati terkadang sulit patuh terhadap pemikiran rasional. Bagaimana
mungkin melupakan seseorang yang membuat hati berdegup kencang, sedikit lebih
kencang dari “roller coaster tercepat ketiga di dunia” versi on the spot? Bagaimana caranya berhenti
berharap pada seseorang yang sudah kuhafal harum tubuhnya, bahkan ketika ada
aroma sejenis yang lewat, hatiku spontan tersenyum? Dia baik, dia pintar, dia
belum memiliki kekasih, tapi dia pun belum memberikan sinyal dan kepastian. Memilih
untuk diam dan berharap memang berat, namun memilih untuk melupakannya tentu
jauh lebih berat, Dilan. Kalau begini kan jadinya..........
Dilan, yang berat itu
bukan rindu, tapi memulai percakapan dengannya.
“Lagi apa?”
“Kamu di mana?”
Pertanyaan klise seperti itu terdengar membosankan dan
mungkin sudah tidak hits di zaman sekarang ini.
Ingin rasanya bertanya
“Bagaimana hari-harimu di kantor? Apakah semua pekerjaanmu
beres?”
“Apakah hari ini anak buahmu menyusahkanmu? Atau atasanmu
membuat kepalamu pusing tujuh keliling?”
“Jangan pulang terlalu malam, aku tidak ingin melihat kamu
kelelahan.”
“Ingat untuk makan malam, ya. Usahakan untuk makan sayur dan
buah yang banyak. Oh, dan jangan lupa meminum vitamin C agar daya tahan tubuhmu
baik.”
Atau sekadar
“Selamat tidur. I love you.”
Dilan, yang berat itu
bukan rindu, tapi membayar cicilan KPR dan cicilan masa depan lainnya.
Harga tanah dan bangunan semakin mahal, Dilan. Untuk sebuah
rumah di Jakarta harus merogoh kocek minimal milyar rupiah. Bahkan di pinggir
ibukota, harga rumah ratusan juta sudah sulit ditemukan, sama halnya dengan
apartemen. Cicilannya pun tidak murah, gajian seperti cuma numpang lewat dan
tinggal menjadi kenangan. Itu baru tempat tinggal, belum lagi tabungan untuk
kehidupan sehari-hari, tabungan untuk sekolah anak di masa depan, tabungan
untuk jalan-jalan, nyalon, makeup, skincare, dan ah masih banyak hal lain yang
berhubungan dengan uang. Sungguh berat, Dilan.
Dan terakhir, Dilan..
Asal kamu tahu, ada satu hal yang jauh lebih berat dari rindu, yaitu sinamot.
Kamu mungkin tidak begitu paham mengenai sinamot, karena
sinamot adalah salah satu (dari ribuan) budaya batak. Sinamot, ya, mahar kawin
yang harus dibayar oleh kaum lelaki yang hendak menikahi perempuan berdarah
Batak. Harganya kau tau, Dilan? Mahal kali pun amanggggg, puluhan sampai ratusan
juta, Dilan! AGOI AMANGGG!!! Namun, jangan kuatir Dilanku, aku dan keluargaku
nampaknya tidak terlalu strict pada
hal itu karena kami adalah Batak KW, zadi seberapanya lah yang kau ada, Dilan,
aku terima. Paling tidak honeymoon ke
Santorini dan travelling keliling Europe tiap akhir tahun pun sudah cukup
bagiku. Tenang, yang terutama, aku hanya berdoa.....
Segini dulu suratku ya, Dilan. Semoga surat ini sampai ke
tanganmu, dan mungkin kau benar bahwa rindu itu memang berat, jadi biarlah aku saja yang rindu,
kamu cari duit yang banyak aja untuk nikahan kita nanti. BIAR MARPESTA KITA, DILAN!!!!!!!!!
Love,
Milea Hutauruk
No comment...
ReplyDelete(Dilan)
Lol 😂
DeleteDilan, aku rindu.....
DeleteKampvrettt gue selalu fokus dan nunggu next gambar apa wkwkwkkwkwkw. Top!!
ReplyDeleteKuy kita bikin geng qasidah wkwkwk
DeleteBener banget tuh, tapi yg berat itu memepertahankan percakapan dengannya, karena memulai percakapan sangat mudah hihihi
ReplyDeleteBtw salam kenal ya, ditunggu kunjungannya ke estolagi.blogspot.com kalo bisa komen juga hihihi
wah banyak yang berat2 selain rindu ya, jd gak semua yang berat itu rindu
ReplyDeleteiya, mba. Yang berat bukan cuma rindu, tapi badanku juga... :D
Deletefoto nikahan gue aja gitu yg dipajang biar gue jd istri batak hitz :D
ReplyDelete