“Skripsi sampe mana?”
SAMPEK LUPA!!!
“Kapan sidang?”
SEBENTAR LAGI. DOAIN AJA BIAR SIDANG BERJALAN LANCAR DAN SEGERA DITETAPKAN TANGGAL AWAL PUASA.
Iya, sidang Isbat.
Gue pengen jawab kayak gitu, tapi hati nurani gue selalu
berkata “Udah… Jawab aja... Mungkin manusia-manusia ini bisa bantu.”
Dan setelah gue jawab sejujurnya, ini yang sering terjadi:
Dan setelah gue jawab sejujurnya, ini yang sering terjadi:
A :
“Skripsi sampe mana, Ren?”
Gue : “Baru sampe
bab 2 nih.”
A : “Wow… Semangat, sis.”
*end of conversation*
B : “Kapan
sidang?”
Gue : “Nunggu
skripsi kelar.”
B : “Oh… Semangat, lo pasti bisa!”
*end of conversation*
Perhatikan, Esmeralda!
Kalau lo cuma mau bilang “Oh…”, “Semangat ya...”, “Lo pasti bisa..”, “Wow!”, sadarlah bahwa kalian gak ada bedanya dari akun peninggi_pelangsing_penggendut yang selalu nyebar spam di Instagram.
Kalau lo cuma mau bilang “Oh…”, “Semangat ya...”, “Lo pasti bisa..”, “Wow!”, sadarlah bahwa kalian gak ada bedanya dari akun peninggi_pelangsing_penggendut yang selalu nyebar spam di Instagram.
Gue gak butuh kata-kata motivasi.
“Semangat!”
Iya, gue semangat nih. Terus?
“Skripsi itu gak susah kok..”
Emang gak susah.
“Asal niat, pasti skripsi selesai.”
Niat? Apa itu niat? HAHAHAHAHAHAHAHAHA.
Sudahlah.. Kata-kata motivasi seperti apapun gak ngefek di
gue, karena gue udah kebal. Dulu gue sering nonton The Golden Ways. Apa yang
terjadi? Gue gak dengerin si motivator, melainkan gue bayangin apa yang istrinya
ucapin saat doi lagi nampang di TV. Gue rasa istrinya pun berkata:
“Halah sepik…”
“Halah sepik…”
“Banyak bacot nih si botak.”
Gue gak butuh ceramah.
“Ayo kerjain
skripsinya biar cepet lulus. Abis itu cari kerja. Terus bisa bahagiain orang
tua.”
Hell-o people... Titel sarjana gak menjamin kesejahteraan. Skripsi
tebal gak menjamin kecerdasan. Lulus cepat gak menjamin mendapat pekerjaan
dalam waktu singkat.
Bahagiain orang tua? Bokap-nyokap gue dibeliin es krim aja
udah seneng kok.
ES KRIM BERTABUR EMAS 24 KARAT.
ES KRIM BERTABUR EMAS 24 KARAT.
![]() |
Cukup Mamah Dedeh yang bisa ceramahin gue walaupun gue masih
dalam keadaan setengah sadar dengan posisi mangap di sofa.
“Terus… Mau lo apa
sihh???”
Sederhana.
Gue cuma butuh ada seseorang menatap kedua bola mata gue,
tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, dan ketika gue mulai
tertidur, masukkan uang ke kantong gue.
Gue juga butuh seseorang menatap kedua bola mata gue, tatap
yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, lalu nanya “Mata kamu minus ya?
Sini, saya operasi lasik gratis.”
Gue lebih seneng kalau ada seseorang menatap kedua bola mata
gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, masuk ke alam bawah sadar Anda, dan……yak! Camera,
rolling, ACTION! GUE MASUK TIPI,
MAK!!!!!!!!!!!!!
Dan gue bisa terbang kalo ada seseorang menatap kedua bola
mata gue, tatap yang dalam, lebih dalam, jauh lebih dalam lagi, lalu berkata, “It
has always been you, Irene.”
![]() |
#EAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA |
Minimal… Abis nanya, harusnya lo bisa memberikan jalan
keluar. Contohnya:
“Wah… Kayaknya lo pusing banget deh ngerjain skripsi. Besok ikut gue yuk ke Jalan Pramuka.”
“Wah… Kayaknya lo pusing banget deh ngerjain skripsi. Besok ikut gue yuk ke Jalan Pramuka.”
SEPERTI ITU!!
Kenapa pertanyaan “Skripsi
sampe mana?”dan “Kapan sidang?”sebaiknya
jangan ditanyakan kepada mahasiswa semester akhir? Simak alasannya:
1. SENSITIF
Untuk orang yang sensitif dan perasa, dua pertanyaan di atas
dapat seketika membuat hati berdegup kencang. Saking kencangnya, jantung bisa
copot dan landing di muka lawan bicara.
Pertanyaan ini dapat membuat gue bertanya-tanya dalam hati:
“Apa sebenernya salah gue sehingga skripsi menghantui gue?”
“Apa yang skripsi mau dari hidup gue?”
“Jangan-jangan di kehidupan sebelumnya skripsi adalah mantan gue?”
“Siapa sebenarnya skripsi ini?”
“Kenapa harus ada skripsi?”
“KENAPA GUE JOMBLO YAAWLAHHHH?????”
Pertanyaan ini dapat membuat gue bertanya-tanya dalam hati:
“Apa sebenernya salah gue sehingga skripsi menghantui gue?”
“Apa yang skripsi mau dari hidup gue?”
“Jangan-jangan di kehidupan sebelumnya skripsi adalah mantan gue?”
“Siapa sebenarnya skripsi ini?”
“Kenapa harus ada skripsi?”
“KENAPA GUE JOMBLO YAAWLAHHHH?????”
Gue juga orang yang sangat perasa.
“Perasaan skripsi
gue udah beres, padahal mah masih mampet…”
“Perasaan kemarin udah gak jomblo, eh ternyata masih jadi ketua Jomblo Awesome.”
“Perasaan kemarin udah gak jomblo, eh ternyata masih jadi ketua Jomblo Awesome.”
Iyain aja.
2. BERBAHAYA
Pertanyaan ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan
hidup flora dan fauna yang ada di bumi. Ketika ada yang nanya hal ini ke gue,
gue dapat merusak hal-hal yang ada di sekitar gue, contohnya gue bisa nyolotin
anjing yang menggongong dan babi yang meng-oink.
Bukan karena apa-apa. Hal ini karena beberapa binatang mengingatkan gue akan pacar gebetan gue.
Bukan karena apa-apa. Hal ini karena beberapa binatang mengingatkan gue akan pacar gebetan gue.
Selain itu, sangat berbahaya jika saat pernyataan itu
terlontar, ada pisau di tangan kanan gue. Gue bisa tiba-tiba demo masak di
pinggir jalan.
Dan yang pasti, aku tentu dapat merusak hubungan kamu dan
dia, mz.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH.
3. MEYEBABKAN
PERPECAHAN
Bayangkan ketika ada beberapa mahasiswa semeseter akhir yang
sudah bersahabat sejak dahulu kali. Salah satu dari mereka kepo dengan progress
pengerjaan skripsi temannya, lalu mereka berbincang:
A : “Wih
gila rajin banget lo ke kampus?”
B : “Iya dong… Sibuk nih, sob...”
C : “Wih.. kebut terus ya tuh skripsi..”
D : “Gile.. Keren keren….”
B : “Iya dong… Sibuk nih, sob...”
C : “Wih.. kebut terus ya tuh skripsi..”
D : “Gile.. Keren keren….”
Lalu saking keponya, si A, C, dan D cari informasi tentang
si B yang selalu update di path “At
Awesome Social University (ASU)” atau “Huftt ke kampus lagi! Wish me luck!”
Setelah diselidiki, ternyata si B sering ke kampus bukan untuk konsultasi skripsi dengan dosen pembimbing, melainkan untuk ngulang kelas di semester kemarin yang dapet nilai C, D, E, dan seterusnya.
Isu itu tersebar dengan cepat dan persahabatan mereka renggang. Lalu pecah. Lalu baikan lagi. Lalu pecah lagi. Begitu terus sampai akhirnya mereka gak jadi lulus kuliah.
Setelah diselidiki, ternyata si B sering ke kampus bukan untuk konsultasi skripsi dengan dosen pembimbing, melainkan untuk ngulang kelas di semester kemarin yang dapet nilai C, D, E, dan seterusnya.
Isu itu tersebar dengan cepat dan persahabatan mereka renggang. Lalu pecah. Lalu baikan lagi. Lalu pecah lagi. Begitu terus sampai akhirnya mereka gak jadi lulus kuliah.
Sekarang mari masuk ke inti permasalahan.
Skripsi atau yang terkadang disebut “skripshit” dan “skripsweet”
adalah kumpulan kertas berisi penelitian ilmiah terstruktur yang menjadi salah
satu syarat kelulusan mahasiswa tingkat S1 dan kelak berguna untuk mencari
pekerjaan.
TRUE?
Kalau definisi di atas benar, seharusnya gak ada ribuan pengangguran
berijazah S1 yang tercetak setiap tahun di negara lucu ini.
KENYATAANNYA?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
penganguran terdidik lulusan universitas pada 2013 sebanyak 434.185 meningkat
menjadi 495.143 pada 2014. Sad truth.
Terlalu banyak yang berteori tapi gak mampu beraksi.
Terlalu banyak yang fokus menaikkan Indeks Prestasi, tapi
gak mampu berinteraksi dan menjalin relasi.
Kuliah itu sama kayak
jodoh.
Kuliah itu bukan tentang lulus tepat waktu, tapi lulus di
waktu yang tepat.
Jodoh yang baik belum
tentu datang tepat waktu, tapi yang terbaik akan datang di waktu yang tepat
(walaupun lama dan membuat hati adek gelisah, bang).
Penilaian penguji di
sidang skripi itu sama kayak minta restu ibumu.
Kalau ibumu maunya kamu sama aku, pacarmu bisa apa?
Akhir kata, gue mau menyampaikan 3 hal:
1. Doain gue agar gue gak malas mengerjakan skripsi.
2. Maapkeun kalau mungkin bakalan jarang ngepost untuk
sementara waktu.
3. Untuk semua mahasiswa semester akhir, ingatlah:
“Sesungguhnya skripsi tidak sulit apabila
tidak dikerjakan.”
Salam awesome!
quotes terakhirnya asik tuh
ReplyDeleteBtw lagi skripsian juga ya, "WAAAH SEMANGAAAT!"
IYAAAAA!!! LAGI SETRES!! HAHAHA SEMANGAT SEMANGAT!!!
ReplyDeletehadoohh ngeri kali skripsiii! semangat kakaka!!!!
ReplyDeleteAyo kita bakar lembar-lembar revisi!! ehh, maksudnya bakar semangat!
ReplyDeleteSemangat buat para pejuang skripsi di luar sana. Dan untuk quotes terakhir, super sekali *standing applouse*
Nice blog. Sudah kelar kah skripsinya? Semangat haha abaikan saja sudah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletelagi skripsikah? semester berapa? ahahaha
ReplyDeletekeren sumpah tulisannya, jangan ngeblog mulu, dikerjain tu nah skripsinya 😁