Ngebahas tentang guru, kayaknya gue harus mengawali post ini
dengan permintaan maaf kepada guru-guru yang pernah mengajar gue, khususnya
guru-guru SMA gue..
Kepada Bu ******, maaf saya pernah makan batagor di jam pelajaran ibu. Mungkin karena logat bicara ibu yang khas, saya tiba-tiba kangen
Bandung dan makanan khas Bandung: Batagor. :(
Kepada Pak ****, maaf saya gak pernah ngerjain PR dari bapak
karena bapak pun selalu lupa bahwa bapak kasih PR.
Kepada Bu ****, maaf saya selalu ngobrol pas ibu ngajarin
fisika. Terutama pas Ibu lagi ngajarin perbandingan jarak antara bumi dan
planet x, karena menurut saya “Apalah arti jarak kalau dua hati memang sudah
ditakdirkan untuk bersatu?”
Kepada Pak ********, maaf saya pernah ketiduran pas bapak
lagi cuap-cuap. Bukan berarti saya tidak menghormati bapak, tapi memang wajah
bapak begitu syahdu dan suara bapak begitu lembut.
DOSA GUE BANYAK BANGET WQWQWQWQWQ
Menjadi seorang guru adalah suatu hal yang susah-susah-gampang,
tapi menjadi seorang guru yang baik
adalah hal yang susah-susah-susah. Dulu
gue pikir semua ini hanyalah teori belaka dan semacam cerita malam Jumat kliwon
yang menakutkan. Tapi setelah manjadi guru beneran, gue baru sadar...Emang
susah ya jadi seorang guru yang baik.
Here is why menjadi seorang guru yang baik itu susah:
1. Guru harus memberi
teladan
Guru harus bisa kasih contoh yang baik melalui tindakan
nyata, bukan cuma cuap cuap. Contohnya, kalau guru menghimbau murid untuk
datang tepat waktu, maka guru juga harus datang tepat waktu. Kalau guru
melarang murid untuk merokok di lingkungan sekolah, maka guru juga gak boleh
ngerokok walaupun diem-diem di ujung
lorong atau toilet karena ujung-ujungnya bakalan ketauan murid juga keleus. Kalau
guru mengingatkan murid untuk membuang sampah pada tempatnya, maka guru pun
harus mencontohkannya terlebih dahulu.
Kalau guru mengingatkan murid untuk gak main handphone di kelas, maka guru juga harus stop main handphone walaupun ada SMS menarik tentang harga roti sobek yang lagi diskon di alfamart.
Kalau guru mengingatkan murid untuk gak main handphone di kelas, maka guru juga harus stop main handphone walaupun ada SMS menarik tentang harga roti sobek yang lagi diskon di alfamart.
Roti udah sobek kok dijual? Hmmm….
2. Guru harus menjaga
emosi dan gak boleh baper
Guru yang baik adalah seseorang yang bisa menjaga ucapan,
tindakan, dan perasaan. Dunia pendidikan akan berguncang hebat kalau ada guru
yang BAPER.
Kasus 1
Budi: “Bu, saya mau tanya..”
Bu Guru: “Ya, kenapa, Budi?”
Budi: “Kenapa sih bentuk bumi bulat?”
Bu Guru: “Karena…………. Hmm karena…………”
Budi: “Karena apa, bu?”
Bu guru: “Karena kalo bentuknya love, kita semua bakalan
sering baper.”
#YHAAAAAAA
Kasus 2
Murid: “Pak, kenapa kita harus belajar serius biar dapet
nilai bagus?”
Pak Guru: “Iya dong… Kalau mau pinter ya belajarnya harus
serius.”
Murid: “Emang gak bisa belajar sambil main-main, pak?”
Pak guru: “Yang serius aja bisa putus, apalagi kalau cuma
main-main, Budi!!!”
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhijY1ohyphenhyphenhGmhKryGvfi2k6mwywrh_m0zc_3xRyWzNCrlHbcO70-MzbRADRM1etH-HWNMcezw8-LKeisgV5CqgZ_U0Roramaj6FTc9WbSN7Tj2uX3VcB0YmFSnkHtdCauGSLibKHpD70YI/s200/nangis.gif)
Kasus 3
Bu Guru: “Anak-anak, siapa yang membawa peta buta?”
Budi dkk: “Hah? Peta apaan tuh, bu?”
Bu guru: “Peta buta.”
Budi dkk: “Bu, bukannya cuma cinta yang buta?”
YHAAAA MURIDNYA KETULARAN
So… inget, guru gak boleh baper. Kasian murid-muridnya kalau
ketularan :(
3. Guru harus
memahami karakter setiap murid
Bagaikan ragam bunga di suatu taman, begitu pula ragam sifat
murid di kelas. Ada yang hobi bicara, ada yang cepet nangkep pelajaran, ada
yang heboh, ada yang mager dan sering ketiduran, ada yang gak betah duduk, ada
yang pendiam, ada yang udah dijelasin berkali-kali tapi tetep gak ngerti yawlah
aku kudu gimana lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…
Sekarang mari kita telusuri lebih dalam karakter murid.
Pertama, selalu ada murid yang mager. Dalam menghadapi murid yang mager,
kreatifitas dan kesabaran guru diuji. Guru harus bisa menciptakan suasana kelas
yang fun dan bersemangat. Contohnya, murid-murid diajak goyang PPAP dulu
sebelum belajar. Atau guru juga bisa kasih trigger dengan mengadakan games
berhadiah 3 buah mobil Lexus, uang tunai puluhan juta rupiah, ataupun dalam
bentuk voucher MAPS. :p
Intinya, buat murid nyaman dengan suasana kelas. Kalau udah
nyaman, biasanya susah untuk ninggalin sih..
Next, ada murid
yang aktif…….atau superaktif
Guru yang baik gak boleh memberi label “anak nakal”, “anak
berisik”, dsb, melainkan seorang guru harus meneliti penyebab murid hobi bicara
di kelas. Setelah melakukan penelusuran gak ilmiah, gue menyimpulkan bahwa
penyebab murid hiperaktif ada dua, yaitu: cari perhatian guru atau cari
perhatian gebetannya di kelas.
Biasanya, murid cowok caper ke guru cewek, sementara murid
cewek caper ke guru cowok. Di kasus ini, guru gak boleh baper. Guru harus tetep
adil dan melibatkan semua murid di kelas. Kalau ada murid yang hobi
ngomong, coba libatkan dia lebih banyak dalam proses belajar-mengajar. Guru juga bisa kasih study case yang bikin murid berpikir kritis, contohnya kasus asal
muasal uang berjubel yang diabrakadabara
BOOM! keluar dari bangkunya Dimas Kanjeng. Jangan salah.. Kasus Dimas Kanjeng bener-bener
telah menjadi perhatian dunia, iya dunia
gaib.
Sementara kalau ternyata murid banyak gerak dan bicara karena
cari perhatian gebetan, sudah seyogyanya seorang guru menjadi mediator yang
baik. Ajak kedua belah pihak untuk berdiskusi. Bantu murid untuk langsung
mengungkapkan perasaannya kepada si gebetan.
Dekati murid dan bisikkan di telinganya:
“Dulu pas kecil kamu
jago main tembak-tembakkan, kok sekarang ga berani nembak?”
Dan berlawanan dari yang sebelumnya, ada murid yang pendiam
Kasus 1
Pak guru: “Budi, coba sebutkan isi dari Pancasila”
Budi: “………………..”
Pak guru: “Budi, coba sebutkan isi dari Pancasila”
Budi: “……………….”
Pak guru: “Budi, kamu denger pertanyaan bapak gak?”
Budi: “Saya tahu jawabannya, pak, tapi saya memegang teguh
semboyan ‘Diam adalah emas’, pak.”
Keesokan harinya pak
guru resign dan memilih untuk jualan DVD Uttaran.
Sesungguhnya pasti ada Budi-budi lain yang tersebar di
berbagai sekolah. Alasan murid pendiam pun pasti beragam, mungkin ada murid
yang asli pemalu, ada yang lagi mengalami masalah berat di keluarganya, ada
yang baru diputusin pacar, ada yang pusing karena tax amnesty, ada juga yang
simply karena lagi diare. :(
Eh, atau bisa juga murid itu diam karena terlalu sering
memendam rasa. :(
#YHAAAAAAAAAAA
WOKEH! Hal-hal yang di atas baru 3 dari banyak hal yang
harus dilakukan oleh seorang guru .
Susah? Ya! Susah banget! Hahahahahahahaha.
Karena demikian, kepada semua murid-murid, hormatilah guru
kalian—baik guru yang kencing berdiri, ataupun duduk, asalkan guru kalian gak memberikan hukuman fisik, kayak mukul, cubit,
cute (if u know what i mean), nendang, dan sejenisnya. Sesungguhnya kami
selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kalian. :”))))
At last, karena gue memulai post ini dengan permintaan maaf,
gue akan menutupnya dengan ucapan terima kasih.
Kepada bapak-ibu guru yang sudah memberikan ilmunya kepada
saya, saya mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Kepada semua guru yang berada di belahan dunia manapun,
selamat memperingati HARI GURU SEDUNIA!
KALIAN AWESOME!
Dan kepada kamu, semoga kamu bisa menjadi guru yang baik
untuk anak-anak kita nanti, ya…